Palembang, SAWIT INDONESIA – Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) sebagai mitra pelaksana pelatihan program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (SDM PKS) memiliki tujuan dan harapan kepada peserta dalam setiap pelaksanannya.
Pada pelatihan petani sawit implementasi program pengembangan SDM PKS 2025 dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian RI, yang dilaksanakan AKPY dibatch IV diikuti 185 peserta dari Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel). Lembaga pelatihan dari Yogyakarta ini, melaksanakan dua pelatihan yaitu Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit (6 kelas) dan Manajemen & Administrasi Keuangan (1 kelas).
Direktur AKPY, Dr. Sri Gunawan, SP,MP menyampaikan melalui dua pelatihan yang diikuti 185 peserta (petani sawit) dari Kabupaten Musi Banyuasin memiliki tujuan dan harapan.
“Tujuannya tak lain yaitu mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan petani kelapa sawit sesuai dengan Good Agriculture Practices (GAP), serta meningkatkan kemampuan pengelolaan dan administrasi keuangan kelembagaan (koperasi),” ujarnya, saat menyampaikan sambutan acara pembukaan pelatihan di salah satu hotel di Palembang, Sumsel, Kamis (19 Juni 2025).
Melalui pelatihan, kata Dr. Sri Gunawan, pihaknya mengharapkan SDM petani sawit dari Muba mempunyai kemampuan yang kompeten (dengan kompetensi standard), terampil menerapkan ilmu yang sudah didapatkan di kebun sendiri dan menularkan kepada petani yang lain, sehingaga produksi dan produktivitasnya meningkat.
“Dengan penyampaian materi yang vatiatif, menekankan padacara atau metode mengingat (Remembering), memahami (Understanding), dan menerapkan (Applying-do). Dan dilengkapi dengan diskusi, alat peraga, dan outbound. Metode dan cara ini dinilai tepat, karena peserta (pelatihan) orang-orang dewas dan semua sudah memiliki pengalaman budidaya kelapa sawit. Hal ini yang kami lakukan selama mengadakan pelatihan petani sawit,” imbuh Direktur AKPY.
Harapan yang akan dicapai pada pelatihan petani sawit menjadi pendorong untuk bertindak dan mencapai tujuan, meskipun seringkali dihadapkan pada rintangan. Untuk itu, peserta pelatihan harus dapat mengembangkan ilmu yang didapat selama pelatihan.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, Ir. Agus Darma, M.Si, menambahkan sesuai dengan program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (SDM PKS).
“Melalui pelatihan, petani sawit (peserta) yang masing-masing memiliki pengalaman budidaya tanaman kelapa sawit dan mengelola kelembagaan petani (koperasi). Maka, kegiatan pelatihan yang diikuti petani sawit dari Muba, mengembangkan kemampuan teknis budidaya. Sekaligus memastikan cara budidaya yang dilakukan sudah baik dan benar atau belum? Jika sudah baik dan benar dilanjutkan, namun jika sebaliknya, maka melalui pelatihan ini peserta bisa melanjutkan budidayanya sesuai dengan materi yang didalam selama pelatihan,” ucapnya.
“Hal yang sama juga kami harapkan kepada peserta pelatihan di kelas Manajemen dan Admistrasi Keuangan. Melalui pelatihan bisa mengembangkan kemampuan pengelolaan keuangan di kelembagaannya masing-masing. Maka, serap ilmunya yang disampaikan instruktur dan praktikkan ilmunya untuk pengelolaan koperasi lebih baik dan benar, untuk keberlanjutan perkebunan sawit rakyat berkelanjutan,” pungkas Ir. Agus, saat ditemui di lokasi pelatihan di Palembang.
Sumber : Sawit Indonesia
Palembang, SAWIT INDONESIA– Untuk meningkatkan kemampuan budidaya tanaman kelapa sawit dan manajemen & administrasi keuangan kelembangaan petani (koperasi), 185 petani kelapa sawit dari Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) – Sumatera Selatan (Sumsel), mengikuti pelatihan dengan beragam materi.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (SDM PKS) 2025, yang diselenggarakan Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), dengan dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) – Kementerian Pertanian, di salah satu hotel termana di Palembang, Sumsel.
Dalam pelaksanaannya, pelatihan yang diadakan selama lima hari (Rabu – Minggu, 18 – 22 Juni 2025) dibagi menjadi 6 kelas (Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit), 1 kelas (Pelatihan Manajemen & Administrasi Keuangan).
Direktur AKPY, Dr. Sri Gunawan, SP.MP, menyampaikan pelatihan tersebut merupakan hasil kolaborasi antara AKPY (sebagai mitra pelaksana), dengan BPDP (pendukung dana) dan Ditjenbun (pemberi rekomendasi peserta).
“Pelatihan ini bagian dari implementasi program pengembangan SDM PKS, salah satu tujuannya untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan petani kelapa sawit sesuai denganGood Agriculture Practices (GAP), serta meningkatkan kemampuan pengelolaan dan administrasi keuangan kelembagaan,” ujarnya, saat menyampaikan sambutan di acara pembukaan pelatihan, pada Kamis (19 Juni 2025), di Palembang.
“KemampuanGood Agriculture Practices (GAP) harus dimiliki petani kelapa sawit di Indonesia, tak terkecuali petani kelapa sawit dari Musi Banyuasin. Mengapa, karena dapat meningkatkan produktivitas, kualitas hasil panen, dan keberlanjutan usaha perkebunan. Hal ini juga menjadi persyaratan dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia sesuai dengan prinsip dan kriteria ISPO (sertifikasi keberlanjutan di sektor industri kelapa sawit),” imbuh Dr. Sri Gunawan.
Terkait dengan pelaksanaan pelatihan, ia menyebut para peserta mendapatkan materi yang disampaikan oleh instruktur yang terdiri dari akademisi dan praktisi (kebun dan kelembagaan petani).
“Sedangkan untuk model pembelajaran di kelas disampaikan sangat vatiatif yang menekankan pada mengingat (Remembering), memahami (Understanding), dan menerapkan (Applying-do). Dan dilengkapi dengan diskusi, alat peraga, dan outbound. Metode dan cara ini dinilai tepat, karena perserta (pelatihan) orang-orang dewasa. Hal ini yang kami lakukan selama mengadakan pelatihan petani sawit,” jelas Dr. Sri Gunawan.
Dengan pelatihan ini, para petani kelapa sawit dari Muba diharapkan mengelola kebun kelapa sawit dengan baik sesuai dengan standard GAP, lebih efisien dan berkelanjutan. Dan mampu mengelola kelembagaan petani (koperasi) terutama dalam hal manajemen dan administrasi keuangan. Sehingga nantinya kebunnya produktif dan keuangan koperasi baik dan sehat.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan, Provinsi Sumsel, Ir. Agus Darwa, M.Si menambahkan pentingnya program pelatihan petani sawit, seperti pelatihan teknis budidaya tanaman kelapa sawit dan manajemen & administrasi keuangan.
“Kedua pelatihan ini diperlukan bagi petani, sehingga nantinya dapat mengelola kebunnya dengan baik dan benar, meningkatkan produktivitas petani rakyat. Serta mampu mengelola keuangan koperasi dengan baik dan sehat. Jika kedua ini bisa dijalankan petani kelapa sawit dari Muba akan lebih produktif, Sejahtera dan berkelanjutan,” katanya, usai ditemui di lokasi pelatihan petani kelapa sawit yang diadakan AKPY, di Palembang.
“Kita tahu, petani sawit yang saat ini mengikuti pelatihan sudah memiliki kemampuan berkebun. Tapi, pertanyaannya apakah caranya sudah baik dan benar? Untuk itu, perlu ditingkatkan atau dikembangkan kemampuannya agar mengelola kebun dan keuangan koperasi lebih baik dan benar. Tujuannya tak lain untuk kesejahteraan petani. Jadi, ikuti pelatihan dengan baik,” pungkas Ir. Agus.
Pada kesempatan yang sama, Ragil Gita Laponder perwakilan dari Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), mengatakan selama pelatihan diharapkan para peserta dapat mengikuti setiap kegitan dengan baik agar materi yang disampaikan semua instruktur. Ini pesan dari pak Bupati dan pak Kadis.
“Sudah hampir setiap tahunnya Kabupaten Musi Banyuasin mengirimkan peserta dalam kegiatan pelatihan petani sawit dengan berbagai tema pelatihan dari program pengembangan SDM PKS. Tahun ini salah satunya mengikuti pelatihan (Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit dan Manajemen & Administrasi Keuangan) yang diselenggarakan AKPY,” kata Ragil.
Melalui pelatihan tersebut merupakan langkah nyata dari pemerintah dalam mendukung pengembangan SDM dan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
Sumber : Sawit Indonesia
Jakarta, SAWIT INDONESIA – Tepat pada Sabtu (17 Mei 2025), Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKP ‘STIPER’) secara simbolis melepas mahasiswanya untuk melaksanakan program magang sekaligus on job training di berbagai perusahaan sawit dan kelembagaan petani (Koperasi).
Acara Farewell Party Angkatan 9(AKPY ‘STIPER’ TA 2024 – 2025) dengan tema ‘Dari Riuh menjadi Rindu’,dihadiri Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ardi Praptono, perwakilan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), serta mitra strategis (perusahaan sawit), serta tamu undangan lainnya.
Sebagai informasi, sebanyak 596 mahasiswa (program Beasiswa Sawit, KIP Kuliah dan Reguler) dari dua program studi, Pembibitan Kelapa Sawit dan Pemeliharaan Kelapa Sawit, jenjang Diploma I, akan melaksanakan magang dan on job training, selama 3 bulan.
Direktur AKPY ‘STIPER’, Dr. Sri Gunawan, SP, MP menyampaikan pihaknya mengucapkan selamat kepada para mahasiswa yang akan melaksanakan magang sekaligus on job training, di perusahaan sawit dan kelembagaan petani (koperasi).
“Setelah menempuh pendidikan di kampus kurang lebih 8 bulan, menimba ilmu sesuai dengan program studi yang dipelajari. Kini, saatnya kalian melangkah ketahap berikutnya yaitu program magang dan on job training,” ujarnya, saat menyampaikan sambutan di acara Farewell Party AKPY ‘STIPER’ 2025, di Yogyakarta, pada Sabtu (17 Mei 2025).
“Kami haturkan terimakasih kepada mitra strategis AKPY ‘STIPER’ (perusahaan perkebunan sawit), yang telah memberikan kepercayaan, sehingga mahasiswa bisa melaksanakan program magang selama tiga bulan, akan lanjut bekerja di perusahaan tersebut. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada Ditjen Perkebunan, dalam hal ini kepada Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma sebagai penanggung jawab (PIC) program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (SDM PKS), program pendidikan yang telah memberikan rekomendasi teknis,” imbuh Dr. Sri Gunawan.
Dalam proses pembelajaran jenjang Diploma I (prodi Pembibitan Kelapa Sawit dan prodi Pemeliharaan Kelapa Sawit), mahasiswa menempuh pendidikan 8 bulan di kampus.Dalam proses itu, mahasiswa wajib mengikuti praktik kerja lapangan (PKL) atau learnig factory.
Dikatakan Dr. Sri Gunawan, dalam pelaksanaan pendidikan, pihaknya menerapkan Kulikulum Blok, materi yang dipelajari fokus pada tanaman kelapa sawit, sesuai dengan program studinya. Ini akan memudahkan para mahasiswa menerima materi dan sudah disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di lapangan. Dan, ini cukup efektif sebagai bekal menjadi forman (mandor) dan kerani di perkebunan sawit,” katanya.
“Bekal yang kami berikan mampu mengantarkan para mahasiswa bekerja di industri sawit, sesuai denga amanat yang diberikan BPDP dan Ditjen Perkebunan. Supaya setelah lulus, bisa mengimplementasikan ilmunya di industri sawit,” tambah Dr. Sri Gunawan.
“Kini, saatnya mahasiswa mengimplementasikan ilmunya di lapangan pada program Magang sekaligus on job training. Mengingat, pahami dan implementasikan di lapangan,” pungkasnya.
Dari jumlah 596 mahasiswa AKPY ‘STIPER tahun ini ditempatkan untuk program magang di 19 perusahaan sawit dan koperasi (KUD). Mulai 20 Mei 2025, mahasiswa AKPY ‘STIPER’ diserahkan kepada perusahaan sawit dan KUD (mitra strategis AKPY ‘STIPER’) untuk melaksanakan magang sekaligus on job training.
Sumber : Sawit Indonesia
Yogyakarta, SAWIT INDONESIA – Mahasiswa dan mahasiswi Diploma I (Program Beasiswa Sawit) AKPY ‘STIPER’ Tahun Akademik 2024 – 2025, yang akan melaksanakan program Magang dan On Job Training (OJT) dapat motivasi dan pesan dari Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun), salah satu pihak penanggungjawab program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (SDM PKS).
Sebagai informasi, mahasiswa program Diploma I (program studi Pembibitan Kelapa Sawit dan Pemeliharaan Kelapa Sawit) AKPY ‘STIPER’ akan melaksanakan program magang di perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit dan kelembagaan petani (koperasi). Lokasinya tersebar di berbagai wilayah sentra sawit di Indonesia. Program magang ini, secara efektif dilaksanakan Mei – Agustus 2025.
Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ditjenbun – Kementerian Pertanian, Ardi Praptono, menyampaikan untuk mahasiswa AKPY STIPER yang akan melaksanakan magang dan on job training, manfaatkan waktu magang sebaik-baiknya.
“Kalian di lokasi magang akan menghadapi tantangan-tantangan.Tantangan ini yang harus dihadapi, maka pertahankan semangat dan belajar dari kegagalan, untuk menuju sukses,” ujarnya, saat Pembekalan Magang Mahasiswa AKPY ‘STIPER’, pada Sabtu (17 Mei 2025), di kampus AKPY ‘STIPER’, Yogyakarta.
Oleh karena itu, kata Ardi, saya berharap kepada kalian yang telah menimba ilmu selama kurang lebih 8 bulan di AKPY STIPER.Ilmu yang sudah didapat pergunakan sebaik-baiknya sebagai bekal untuk magang, baik yang ditempatkan di perusahaan maupun di kelembagaan petani (koperasi).
“Di lokasi maganglah, kalian akan bertemu dengan kenyataan. Selama di kampus, kalian belajar ilmu, konsep dan praktikum, tetapi saat magang akan menghadapi sendiri dan mengimplementasikannya,” katanya.
“Tetapi, kami yakin bahwa kalian bisa menghadapinya. Tetap semangat untuk menuju kesuksesan. Untuk itu, kalian harus barengi aktivitas magang dengan semangat. Semangat itu dari diri sendiri bukan dari orang lain. Karena semangat dari orang lain hanya kata-kata, semangat harus ditumbuhkan dari diri sendiri. Yang tak kalah penting, tanamkan bahwa sukses ada pada diri sendiri. Tetapi sukses itu, bukanlah segala-galanya melainkan harus bisa menjaga kesehatan, waktu berkualitas dan pengembangan diri,” pesan Ardi.
Sumber : Sawit Indonesia
Palembang, SAWIT INDONESIA – Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia (SDM) petani sawit sangat diperlukan agar dapat meningkatkan produktivitas, kualitas hasil, dan keberlanjutan usaha perkebunan kelapa sawit. Dengan SDM kompeten, petani dapat mengelola kebun secara lebih efisien, dan beradaptasi dengan tantangan yang ada.
Atas dasar itulah, program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (SDM PKS) melalui pelatihan kembali diadakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan Ditjen Perkebunan (Kementerian Pertanian), dengan melibatkan Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) sebagai mitra penyelenggara.
Pada kesempatan ini, AKPY kembali menyelenggarakan dua pelatihan yaitu Teknis Budidaya Kelapa Sawit, yang diikuti 123 peserta dari kabupaten Musi Rawas. Sedangkan untuk pelatihan Manajemen & Administrasi Keuangan, diikuti 32 peserta dari kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Kedua pelatihan diadakan pada (Rabu – Minggu/21 – 25 Mei 2025), tepatnya di salah satu hotel di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Sebagai informasi, sebelumnya AKPY telah menuntaskan dua pelatihan petani sawit (Teknis Budidaya Kelapa Sawit dan Manajemen & Administrasi Keuangan) yang diikuti 144 peserta dari kabupaten Muara Enim dan Musi Rawas Utara.
Direktur AKPY, Dr. Sri Gunawan, SP.MP, mengatakan mengapa pelatihan petani sawit sebagai program Pengembangan SDM PKS oleh BPDP dan Ditjen Perkebunan diadakan? Komoditas kelapa sawit adalah komoditas global dan kebun terluas di dunia adadi Indonesia.Kurang lebih 41% luas perkebunan sawit di Indonesia dikelola oleh petani (rakyat). Namun, dari luasan tersebut tidak sedikit menghadapi permasalahan.
“Di antara produktivitas rendah, salah satu penyebabnya penggunaan bibit palsu. Permasalahan lain, soal pemeliharaan mulai dari aplikasi pupuk dan pemilihan pupuk yang belum menggunakan standar yang pas. Selanjutnya yaitu Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Selanjutnya, masalah pengelolaan administasi keuangan kelembagaan petani,” ujarnya, saat menyampaikan sambutan, pada Kamis (22 Mei 2025).
“Untuk menghadapi permasalahan di atas akan disampaikan solusi dan strateginya, dalam pelatihan.Agar pengelolaan kebun dan kelembagaan petani lebih sehat dari sisi Manajemen & Administrasi Keuangan. Dengan harapan mampu meningkatkan produktivitas kebun rakyat dan kesejahteraan petani,” imbuh Dr. Sri Gunawan.
Semua materi disampaikan oleh narasumber kompeten dengan latar akademisi dan praktisi kebun. Bahkan untuk melengkapi pemahaman budidaya, peserta diagendakan mendapat kesempatan berkunjung ke kebun perusahaan untuk melihat praktik yang baik dan benar.
Sekretaris Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, Dian Eka Putra, S.TP., M.S mengatakan pihaknya bangga kegiatan pelatihan yang didanai BPDP kembali diadakan untuk meningkatkan kapasitas SDM petani di Sumatera Selatan.
“Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit dan Manajemen & Administrasi Keuangan penting diadakan yang mengikutsertakan petani. Tujuannya agar meningkatkan produktivitas dan kualitas terutama perkebunan rakyat, diperlukan pengelolaan yang baik dan berkelanjutan. Sekali lagi kami mengapresiasi program-program BPDP, terutama dalam hal pengembangan SDM petani, melalui kegiatan pelatihan,” katanya yang hadir mewakili Kepala Dinas Perkebunan Sumatera Selatan, Ir. Agus Darwa,M.Si.
Hal ini, lanjut Dian, karena SDM yang kompeten dan profesional merupakan kunci utama dalam berbagai tantangan seperti keberlanjutan industri sawit. Semoga pelatihan yang diikuti petani dapat memberikan kontribusi nyata untuk semua.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Divisi Pelayanan Program, BPDP, Arfie Thahar, menyampaikan hingga saat ini pihaknya sedang mendukung penyelenggaraan pelatihan petani (program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit) dengan 18 mitra (penyelenggara), salah satunya AKPY.
“Di saat yang sama, ada pelatihan yang sedang dilaksanakan oleh lembaga pelatihan lainnya, seperti di Banjarmasin dan Riau. Pelatihan ini diselenggarakan secara parallel, yang diharapkan pelatihan yang diikuti petani sawit bisa selesai hingga Agustus mendatang,” katanya.
Sumber : Sawit Indonesia
Jakarta, SAWIT INDONESIA – Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) selaku pemberi fasilitas Beasiswa SDM Sawit, kembali mengingatkan kepada mahasiswa/i jenjang Diploma I (Prodi Pembibitan Kelapa Sawit dan Prodi Pemeliharaan Kelapa Sawit) AKPY ‘STIPER’, sebelum melaksanakan magang di perusahaan perkebunan dan kelembagaan petani (koperasi).
“Bahwa kelapa Sawit sebagai komoditas minyak nabati di dunia dengan produktivitas lahan yang paling baik dibandingkan minyak nabati lainnya. Sehingga kelapa sawit menjadi pilihan paling sustainable dalam memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia yang semakin bertumbuh,” ujar Kepala Divisi Program Pelayanan – BPDP, Arfie Thahar, di acara Pembekalan Magang Mahasiswa AKPY ‘STIPER’, pada Jum’at (16 Mei 2025), di kampus AKPY ‘STIPER’, Yogyakarta.
Data BPDP menunjukkan kelapa sawit sebagai komoditas penghasil minyak nabati paling produktif dibanding tanaman penghasil minyak nabati lain yang ada di dunia. Dari total penggunaan lahan untuk minyak nabati dunia yang sebesar 277 juta ha, kedelai (soybean) menempati urutan pertama yaitu 129,9 juta ha, selanjutnya bunga matahari (sunflower) yaitu 28,4 juta ha, dan rapeseed yaitu 37,8 juta ha. Kelapa sawit hanya 25,1 juta ha namun dari sisi produktivitas paling tinggi.
Selain itu, terkait produtivitas penghasil minyak nabati di dunia, kelapa sawit dengan jumlah luasan lahan paling kecil, justru dari sisi produktivitas menjadi paling tinggi berdasarkan rata-rata produksi per tahun. Produksi pertahun masing-masing komoditas yaitu kelapa sawit (65 juta ton/tahun), soybean/kedelai (45,8 juta ton/tahun), rapeseed (25,8 juta ton/tahun), dan sunflower/bunga matahari (15,9 juta ton/tahun). Dengan rata-rata produksi per hektar yaitu kelapa sawit (4 ton/ha), rapeseed (0,7 ton/ha), sunflower (0,6 ton/ha), dan soybean (0,4 ton/ha).
Dikatakan Arfie, sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia diharapkan dapat memproduksi sekitar 60 juta ton minyak sawit pada tahun 2025.
“Namun, (masih) rendahnya produktivitas tanaman kelapa sawit milik petani swadaya yang hampir menguasai separuh perkebunan kelapa sawit Indonesia, memerlukan upaya strategis untuk dapat meningkatkan produktivitasnya agar dapat mencapai target produksi nasional,” katanya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas minyak sawit di Indonesia, terutama bagi perkebunan rakyat, melalui kolaborasi program.
“BPDP bekerja sama dengan pemerintah pusat (Kementerian Pertanian), Pemerintah Kota, Gapoktan dan perusahaan swasta dan perguruan tinggi dalam implementasi program. Yaitu Program Peremajaan Sawit Rakyat (Peningkatan Produktivitas Perkebunan Rakyat menggunakan bibit bersertifikat), program Bantuan Sarana dan Prasarana (Perbaikan rantai pasok melalui bantuan perbaikan jalan, jembatan, alat transportasi, alsintan dan lain-lain), dan Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit, dengan pelatihan dan pendidikan,” jelas Arfie.
Sumber : Sawit Indonesia
Yogyakarta — TSH Group, perusahaan perkebunan yang telah menjalin kerja sama berkelanjutan dengan AKPY Stiper, menyelenggarakan proses rekrutmen untuk posisi Field Conductor pada 15 hingga 16 April 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di kampus AKPY Stiper sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung penyerapan tenaga kerja lulusan vokasi yang berkualitas.
Rangkaian seleksi yang dilakukan meliputi tes online pada hari pertama dan dilanjutkan dengan sesi wawancara secara langsung di hari kedua. Pihak TSH Group secara langsung menurunkan tim ahli internasional untuk melakukan penilaian terhadap kompetensi, kesiapan kerja, serta potensi kepemimpinan para peserta.
Melalui kegiatan ini, TSH Group berharap dapat merekrut calon Field Conductor yang memiliki kemampuan teknis dan karakter kuat untuk bekerja di lapangan. Sementara itu, AKPY Stiper menyambut baik pelaksanaan rekrutmen ini sebagai bukti nyata kerja sama antara kampus dan industri dalam menciptakan peluang kerja bagi para lulusannya di sektor perkebunan yang terus berkembang.
Yogyakarta, SAWIT INDONESIA – Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY ‘STIPER’) setiap tahunnya terus menunjukkan kinerja yang lebih baik dengan mengacu pada Tridharma Perguruan Tinggi.
Seperti diketahui kinerja kampus harus sesuai dengan tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tridharma perguruan tinggi ini merupakan landasan dasar yang menjadi pedoman dalam menjalankan fungsi dan tujuan perguruan tinggi.
Pendidikan dan pengajaran, mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa dapat mengembangkan potensi dirinya. Sedangkan penelitian dan pengembangan, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni, dan pengabdian kepada masyarakat, turun langsung kelapangan untuk membantu masyarakat tertentu dalam beberapa aktivitas.
Hal tersebut diungkapkan Direktur AKPY ‘STIPER’, Dr. Sri Gunawan,SP.MP pada acara Syawalan, pada Rabu (9 April 2025), di kampusnya.
Dikatakan Dr. Sri Gunawan, pihaknya bersyukur di setiap tahunnya AKPY ‘STIPER’ menunjukkan kinerja yang lebih baik dengan landasan Tridharma Perguruan Tinggi.
“Alhamdulillah di tahun ini akan ada penambahan dua program studi (prodi) jenjang diploma IIya itu prodi Budidaya Tanaman Kelapa sawit dan Teknik Pengolahan Kelapa Sawit. Sebelumnya, hanya jenjang Diploma I (prodi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit dan prodi Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit). Bahkan, di tahun mendatang insyaallah ada penambahan satu program studi lagi yaitu Koperasi Perkebunan, saat ini sedang dipersiapkan,” katanya.
“Yang tak kalah menarik dari capaian kinerja lainnya. Jurnal yang diterbitkan AKPY ‘STIPER’ (Tropical Plantation Journal) terakreditasi Science and Technology Index (SINTA 4/S4),” ungkap Dr. Sri Gunawan menambahkan.
Sebagai informasi, akreditasi Sinta 4 adalah peringkat keempat dalam pemeringkatan jurnal nasional terakreditasi. Jurnal dengan akreditasi Sinta 4 memiliki nilai akreditasi 50–59.
SINTA merupakan singkatan dari Science and Technology Index, yakni sistem yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sekarang Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Akreditasi SINTA berfungsi untuk mengindeks dan memeringkat publikasi ilmiah, kinerja peneliti, dan institusi akademik. Jurnal-jurnal yang terakreditasi Sinta dapat dijadikan rujukan atau dikutip. Jurnal Sinta 4 diakui pada skala nasional, dengan memenuhi standar nasional, terindeks di database nasional, dan memilikitim editorial yang berkompeten.
Lebih lanjut, pria peraih gelar Doktor dari perguruan tinggi ternama ini, menambahkan untuk kinerja lainnya di bidang pengabdian kepada masyarakat. “Sudah beberapa tahun yang lalu, masih dipercaya dan dilibatkan dalam pelatihan petani sawit oleh pemerintah dalam hal ini (Kementerian Pertanian dan BPDP). Di tahun ini jumlah peserta pelatihan meningkat 50%, tahun lalu pelatihan yang diadakan AKPY ‘STIPER’ diikuti 1.000 peserta (petani sawit) dari berbagai daerah,” sambung Dr. Sri Gunawan.
Di tahun ini, ada dua judul penelitian dalam skema Grent Riset Sawit yang didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) yaitu (1) Nano Kompos Tandan Kosong Sawit dengan Aditif Nanopartikel ZnO dan SIO2, untuk Peningkatan Kesuburan Tanah, Efisiensi Pemupukan dan Produktivitas Tanaman Sawit, (2) Pemanfaatan Produk Samping Hasil Pengolahan POME denganTeknologi Dewatering sebagaiPenyalur Tanah.
Sedangkan capaian kinerja lainnya, sebagai pendidikan tinggi vokasi AKPY ‘STIPER’ setiap tahunnya mitra perusahaan terus bertambah. Mitra-mitra perusahaan inilah yang menyerap alumni AKPY ‘STIPER’.
Sementara, untuk capaian yang lain adanya penambahan fasilitas pendidikan di kampus seperti Dome (yang difungsikan sebagai ruang serbaguna), Ruang Podcast, Ruang Sidang, dan di tahun depan aka nada tambahan fasilitas Aula Reperesatatif, Lab Modern dan lainya.
“Dengan dikukung Civitas Akademika yang solid, semua capaian kinerja tersebut menjadi bekal AKPY ‘STIPER’ yang insyaallah dalam waktu dekat akan bertransfromasi menjadi Politeknik Industri Pertanian,” pungkas Dr. Sri Gunawan.
Sumber : Sawit Indonesia
Yogyakarta, SAWIT INDONESIA –Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY ‘STIPER) pada momentum perayaan Hari Raya Idul Fitri tahun ini kembali mengadakan gelaran Syawalan, pada Rabu (9 April 2025) di kampusnya.
Acara syawalan ini diadakan dengan semangat silaturahim dan saling memaafkan. Seperti diketahui, dalam Islam menjaga hubungan baik dengan sesama adalah ajaran yang sangat ditekankan.Dengan saling mengunjungi dan meminta maaf, seseorang dapat membersihkan hati dari rasa iri, dengki, atau kesalah pahaman yang mungkin terjadi sebelumnya. Halini[, sesuai dengan makna Idul Fitri sebagai hari kembali ke kesucian.
Dari pantauansawitindonesia.com, acara syawalan yang diadakan perguruan tinggi vokasi yang fokus pada pengembangan sumberdaya manusia (SDM) di bidang perkebunan kelapa sawit ini, dihadiri Civitas Akademika AKPY ‘STIPER’, perwakilan dari yayasan yang menaungi (Yayasan Pendidikan Kader Perkebunan Yogyakarta), jajaran dari INSTIPER Yogyakarta, tokoh masyarakat setempat, perwakilan dari perusahaan perkebunan kelapa sawit, serta pengelola “Asrama AKPY” (red-pemilik kost).
Dan, yang tak kalah menarik pada gelaran Syawalan AKPY ‘STIPER’ selalu mengundang penceramah ternama. Di tahun ini menghadirkan akademisi sekaligus penceramah yaitu Prof. Dr.dr.Zaenal Muttaqien Sofro, Circ & Med AIFM dengan ceramah bertema Kesehatan Holistik Berbasis Bio Psiko Sosio Spiritual.
Direktur AKPY ‘STIPER’, Dr. Sri Gunawan, SP, MP menyampaikan acara Syawalan sudah menjadi tradisi bagi AKPY ‘STIPER’ pada momentum perayaan Hari Raya Idul Fitri.
“Pada gelaran syawalan ini, kami menyempurnakan ibadah puasa Ramadan kita, khususnya yang berhubungan dengang manusia (habluminannas) yaitu mempererat silaturahim, meluruskan yang masih bengkok dan menghilangkan sumbatan-sumbatan selama bergaul,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.
“Sehingga terjadi peningkatan hubungan dengan sesama yang lebih baik (sesuai makna Syawalan). Yang tak lain akan berdampak positif padakinerja AKPY ‘STIPER’ secara kelembagaan,” imbuh Dr. Sri Gunawan.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Ir. Purwadi, M.S selaku Ketua YPKPY mengutarakan turut berbahagia dapat berkumpul pada momentum syawalan yang telah menjadi tradisi untuk saling bertemu dan memaafkan.
“Ada dua pesan yang ingin saya sampaikan pada momentum ini. Pertama, syukuri apa yang telah kita miliki. Kedua, terus bekerja keras agar apa yang telah tercapai dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Di tengah kondisi perekonomian yang sedang tidak baik-baik saja, kita harus tetap optimis untuk mencapai target-target kinerja AKPY ‘STIPER’ di masa mendatang. Kita harus tumbuh dan berkembang, maka seluruh Civitas Akademika AKPY ‘STIPER’ harus terus bekerja keras agar tercapai kesejahteraan bersama,” katanya.
Sumber : Sawit Indonesia
Yogyakarta – Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta menggelar acara buka puasa bersama pada Sabut(22/3) yang dihadiri oleh sejumlah tamu penting, termasuk perwakilan dari Perusahaan Besar Swasta PT. Best Agro Internasional. Acara ini bertujuan untuk mempererat kebersamaan antara mahasiswa, dosen, serta para tamu undangan dalam suasana penuh kebersamaan di bulan suci Ramadan.
Dalam kegiatan tersebut, ceramah keagamaan disampaikan oleh Ustadz Dr. Andy Dermawan, M.Ag., yang mengangkat tema “Kebersamaan dalam Keberkahan Ramadan.” Beliau menekankan pentingnya menjalin silaturahmi, saling berbagi, dan memperkuat ukhuwah Islamiyah di tengah kesibukan masing-masing. Peserta terlihat antusias menyimak materi yang disampaikan dengan penuh inspirasi.
Setelah ceramah, acara dilanjutkan dengan buka puasa bersama yang penuh kehangatan. Semua yang hadir menikmati hidangan berbuka sambil berbincang santai, menciptakan suasana akrab antara mahasiswa, dosen, dan para tamu. Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk mempererat hubungan antara akademisi dan dunia industri, serta menumbuhkan nilai kebersamaan yang kuat dalam lingkungan kampus.
AKPY menjalin kerja sama strategis dengan beberapa perguruan tinggi, yaitu STBA LIA, STIBSA Kumala Nusa, dan AMAYO, dalam Penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) dan Implementation Agreement (IA) berbasis Joint Resource di lingkungan LLDIKTI Wilayah V. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi antar institusi dalam pemanfaatan sumber daya bersama guna mendukung penguatan akademik, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Jakarta, SAWIT INDONESIA – Diawali keinginan besarnya memahami dunia kelapa sawit setelah merampungkan sekolah tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di salah satu perguruan tinggi vokasi yang fokus di bidang perkebunan kelapa sawit, di Yogyakarta, pada 2023 lalu. Mengambil program studi Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit jenjang Diploma I, tepatnya di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY ‘STIPER’).
Kini, di usia 19 tahun, Noviska Miranti berkarir menjadi Mandor Rawat Chemist di PT Sumber Kharisma Persada (SKP), anak usaha PT Astra Agro Lestari. Di tengah luasnya hamparan kebun kelapa sawit, ia membuktikan bahwa usia bukanlah batasan untuk meraih impian.
Sebagai Mandor Rawat Chemist, tugas Noviska tidaklah ringan. Ia bertanggung jawab mengawasi dan mengoordinasikan perawatan tanaman kelapa sawit agar pertumbuhannya optimal. Mulai dari mengawasi penyemprotan herbisida hingga memastikan pemupukan berjalan sesuai standar, semua di lakukan dengan penuh tanggung jawab.
Ia juga memimpin tim kecil yang terdiri dari tiga perempuan lainnya, memastikan setiap pekerjaan dilakukan dengan aman, efektif, dan sesuai prosedur perusahaan. Serta sangat memperhatikan keselamatan kerja timnya. Mewajibkan pengecekan kesehatan bagi semua anggotanya sebelum mulai bekerja. Jika ada yang sakit atau memiliki tekanan darah tinggi, mendapatkan perawatan medis sebelum kembali bertugas.
“Keselamatan dan kesehatan tim adalah prioritas utama. Tidak ada pekerjaan yang lebih penting dari kesehatan para pekerja,” jelas Noviska.
Perjalanan Noviska di industri kelapa sawit dimulai dari kampusnya melalui program magang dan on job training bekerja sama dengan berbagai perusahaan kelapa sawit, termasuk Astra Agro Lestari. Namun, dalam prosesnya tidak semudah membalikkan telapak tangan.
“Saat pertama kali mengikuti rekrutmen, namanya tidak tercantum dalam daftar peserta yang lolos. Namun, kesempatan kedua datang melalui rekrutmen tambahan, dan kali itu berhasil masuk ke Astra Agro untuk menjalani masa magang selama tiga bulan,” ujar Noviska, dalam keterangan resmi yang diterima.
Sumber : Sawit Indonesia
Balikpapan, SAWIT INDONESIA – Upaya mendorong masyarakat menuju kemandirian pangan dan energi terus dilakukan. Kali ini, upaya kembali dilangsungkan oleh Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY ‘STIPER’) berkolaborasi dengan Sawit Center Indonesia, dengan dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).
Yakni melalui kegiatan Workshop Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) Sawit, dengan mengusung tema ‘Pemberdayaan Perempuan dalam Mendukung Kemandirian Pangan dan Energi melalui Penguatan Kelembagaan UKMK Sawit di Kalimantan Timur (Kaltim)’. Kegiatan ini diadakan selama dua hari, Selasa – Rabu (11 – 12 Februari 2025), di salah satu hotel di Balikpapan.
Kegiatan ini diikuti 40 peserta terdiri dari Kelompok Tani Baru Hidup, Kelompok Tani Karya Baru Hidup, Kelompok Tani Karya Merdeka, Kelompok Tani Mekar Sari, Kelompok Usaha Bersama Mentari Bersinar, KUD Tani Maju Batuah, Kelompok Wanita Tani Anugrah Alam, Kelompok Tani Wanita Mentari Bersinar dan Kelompok Wanita Tani Stroberi, dari dua Samarinda dan Kutai Kertanegara – Kalimantan Timur.
Turut dihadiri perwakilan Dinas Pemprov setempat, serta menghadirkan beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya.
Direktur AKPY ‘STIPER’, Dr. Sri Gunawan, SP, MP, menyampaikan di awal tahun 2025, pihaknya kembali tergerak untuk mengajak masyarakat untuk mewujudkan kemandirian pangan dan energi.
“Melalui kegiatan Workshop UKMK Sawit, ada tiga tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan tersebut. Antara lain, menyediakan sumber daya manusia (SDM) perempuan daerah agar berperan aktif dan inisiatif profesional dan berjiwa wiraswasta (business oriented),” ujarnya, saat menyampaikan sambutan, pada Selasa (11 Februari 2025).
“Kemudian, menyediakan Desa Mandiri Pangan dan Energi; menerapkan konsep ketahanan pangan dan energi di tingkat desa dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal secara berkelanjutan. Serta Meningkatkan minat dan kapasitas UKMK Sawit; memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para pelaku UKMK Sawit mengenai teknik produksi, pengelolaan keuangan dan strategi pemasaran yang efektif,” sambung Direktur AKPY ‘STIPER’.
Untuk menambah pengetahuan para peserta, ada beberapa materi yang disampaikan pada Workshop UKMK Sawit, yang diinisiasi AKPY ‘STIPER’ dan Sawit Center Indonesia, di antaranya: Pemberdayaan kelembagaan UKMK, menuju Desa mandiri pangan dan energi, Pendidikan orang dewasa, membuat SWOT, membuat BMC (Bisnis Model Canvas), Critical Point bisnis proses kelapa sawit, serta praktik-praktik dan kewirausahaan.
“Dengan materi-materi yang disampaikan para narasumber, kami berharap materi yang telah diterima dapat diterapkan di rumah. Disebarkan atau ditularkan kepada warganya misalnya kelompok wanita tani, kelompok tani, gabungan kelompok tani, koperasi. Serta bisa menjadi agen perubahan dan mengajak warga masyarakat mewujudkan kemandirian pangan dan energi di lingkungan masing-masing,” pinta Dr. Sri Gunawan mengakhiri sambutannya.
Pada kegiatan tersebut juga diinformasikan beberapa program dari BPDB yaitu program Beasiswa Sawit, Sarana dan Prasarana, dan Kemitraan.
Usai kegiatan Workshop UKMK Sawit, masyarakat melalui kelompok/lembaga dapat melakukan kerjasama dengan BPDP. Sebab, tidak sedikit pelaku usaha UKMK yang sudah menjadi mitra BPDP yang bisa mengembangkan usaha berbasis sawit dan dilibatkan dalam kegiatan pameran.
“Pelaku usaha (UKMK) bisa membuat peluang, kira-kira apa yang dapat dikolaborasikan. Atau, ibu-ibu (peserta workshop UKMK Sawit) dapat mengambil manfaat dari program BPDP,” kata Helmi Muhansyah, Kepala Divisi Koperasi dan UKM, BPDP, secara virtual pada Selasa (11 Februari 2025).
“Saat ada pameran, produk (barang) dan pelaku usahanya akan diikutsertakan, bahkan untuk biaya ditanggung BPDP. Misalnya, ada ada Kalimantan Timur akan diikutsertakan pameran di Jakarta, semua biaya ditanggung BPDP, yang terpenting produk yang dihasilkan berbasis kelapa sawit, tentu dengan kurasi. Kami berharap melalui kegiatan ini (workshop), muncul produk dari kelapa sawit yang dihasilkan oleh UKM yang ada di Kalimantan Timur,” tambah Helmi.
Pada kesempatan yang sama, Ronny Suhendra, ST, Kepala Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah, (DPPK-UKM), Provinsi Kalimantan Timur, yang mewakili Heni Purwaningsih, Kepala DPPK-UKM, mengatakan pihaknya menyambut baik kegiatan workshop UKMK Sawit yang akan memberikan kontribusi besar bagi pembangunan daerah Kalimantan Timur.
“Berkaitan dengan tema, namun selama ini peran perempuan dalam pengembangan sektor kelapa sawit masih belum optimal. Padahal perempuan memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak utama dalam pengembangan UKMK berbasis kelapa sawit. Mereka memiliki keuletan dan kemampuan manajerial yang sangat baik. Selain itu, perempuan juga memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan keluarga,” ujarnya.
Dijelaskan Ronny, dalam konteks kemandirian pangan dan energi, perempuan memiliki peran strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan keluarga, meningkatkan pendapatan, dan menciptakan lapangan kerja.
“Melalui UKMK Sawit, perempuan dapat berdaya saing, mandiri dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat,” jelasnya.
Seperti diketahui, provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah penghasil kelapa sawit di Indonesia dengan luas kebun kelapa sawit 1.332.015 ha dengan produksi TBS 20.710.978 ton, CPO 4.567.663 ton. Sektor ini memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah, baik dari segi pendapatan maupun penyerapan tenaga kerja.
Bahkan, kata Ronny, pemprov Kalimantan Timur menyadari betul potensi besar yang dimiliki oleh perempuan. Oleh karena itu, perlu diupayakan untuk memberikan dukungan dan fasilitas bagi pengembangan UKMK yang dikelola oleh perempuan, khususnya di sektor sawit.
“Sebab, komoditas kelapa sawit memiliki potensi besar untuk mendukung Usaha Kecil, Mikro dan Koperasi, dengan berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan mulai dari produk pangan hingga energi,” kata Ronny.
Sumber : Sawit Indonesia
Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) menjalin
kerja sama strategis dengan PT Aerotek Global Inovasi dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang perkebunan
dan teknologi. Kolaborasi ini mencakup berbagai aspek, seperti pemagangan,
penelitian, pengembangan produk, pelatihan, komersialisasi, serta kerja sama
lain yang saling menguntungkan.
Dengan adanya kerja sama ini, mahasiswa AKPY mendapatkan
kesempatan untuk mengikuti program pemagangan di PT Aerotek Global Inovasi.
Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung di industri,
memperkuat keterampilan teknis, serta membekali mahasiswa dengan wawasan yang
lebih luas tentang dunia kerja.
Selain itu, kerja sama ini juga meliputi penelitian dan
pengembangan produk yang melibatkan dosen serta mahasiswa AKPY. Dengan dukungan
dari PT Aerotek Global Inovasi, diharapkan inovasi di bidang perkebunan dapat
terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi industri serta masyarakat.
Pelatihan dan workshop menjadi bagian penting dari
kolaborasi ini, di mana tenaga pengajar dan mahasiswa AKPY dapat memperdalam
pengetahuan mereka melalui berbagai kegiatan yang difasilitasi oleh PT Aerotek
Global Inovasi. Hal ini akan meningkatkan daya saing lulusan AKPY di pasar
kerja.
Dengan adanya kerja sama ini, AKPY dan PT Aerotek Global
Inovasi berharap dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam mendukung kemajuan
sektor perkebunan serta teknologi. Kedua belah pihak optimis bahwa kemitraan
ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi dunia akademik maupun industri.
Ungaran, SAWIT INDONESIA – Tidak hanya pihak dari pemerintah, dalam hal ini Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang memberikan Beasiswa Sawit, hadir pada KegiatanLearning Factory ke-9 AKYP ‘STIPER’ Tahun Akademik 2024-2025 yang diadakan di Stiper Edu Agro Tourism (SEAT) KP2 Ungaran, Semarang. Melainkan turut dihadiri perusahaan sawit ternama (Best Agro International).
Di tahun ini, kegiatan Learning Factory ke-9 AKPY ‘STIPER’, terbagi menjadi empat gelombang. Untuk gelombang pertama dilaksanakan mulai 12 – 23 Januari 2025, diikuti 159 mahasiswa dari jumlah total 596 mahasiswa. Selanjutnya, akan diikuti oleh gelombang berikutnya, yang dijadwalkan berakhir pada 25 Februari mendatang.
“Kami secara khusus diundang oleh pihak AKPY ‘STIPER’ untuk hadir di kegiatanlearning factory. Kebetulan, AKPY ‘STIPER’ adalah mitra kami dalam penyediaan tenaga kerja (SDM) di perkebunan sawit untuk level Mandor/Supervisi,” ujar Eddi Santoso, HR Strategic Manager, PT Best Agro International, saat diketemui di Ungaran, Semarang, pada Selasa (14 Januari 2025).
Diungkapkan Eddi, terkait dengan kehadiran di kegiatanLearning Factory AKPY ‘STIPER’ pihaknya ingin menunjukkan komitmennya pada AKPY ‘STIPER’ setelah beberapa waktu lalu melakukan proses seleksi atau merekrut mahasiswa AKPY ‘STIPER’ untuk magang sekaligus on job training di perusahaan kami.
“Kami dalam dua tahun terakhir merekrut mahasiswa AKPY ‘STIPER’. Di tahun ini, kami merekrut 96 orang untuk magang sekaligus on job training di Best Agro,” ungkapnya.
Berkaitan dengan kehadiran perusahaan (Best Agro International), perusahaan ini menurunkan tim Training Center yang di kegiatanLearning Factory AKPY STIPER.
Eddi mengatakan pihaknya menilai kegiatan learning factory AKPY ‘sTIPER’ adalah bagian dari kegiatan link and match antara perguruan tinggi dengan dunia usaha. Ini sangat bagus.
“Maka, pada kesempatan ini kami mengirimkan salah satu staff Training Center Best Agro untuk melihat dan mendampingi serta memperkenalkan kerja-kerja di kebun yang dilakukan Best Agro. Misalnya, mengajarkan panen, sebab mandor panen harus memiliki keterampilan memanen sehingga mahasiswa bisa merasakan (learning by doing), dan praktik-praktik pekerjaan lain di kebun,” katanya.
“Jadi, kami secara murni mengajarkan praktik-praktik di kebun yang dikerjakan Best Agro. Kalau kebetulan ada mahasiswa yang sudah mengikuti seleksi dan dinyatakan lolos magang di Best Agro, maka akan memberikan gambaran apa yang nantinya di kerjakan di kebun Best Agro. Staff TC kami, akan mendampingi mahasiswa-mahasiswa AKPY ‘STIPER’ pada kegiatan Learning Factory selama 10 hari (efektif kerja),” tambah Eddi.
Seperti diketahui, mahasiswa-mahasiswi program Diploma I (prodi Pembibitan Kelapa Sawit dan prodi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit) AKPY ‘STIPER’ merupakan sumberdaya manusia yang dipersiapkan untuk bekerja dan berkarir di perusahaan sawit, sebagai Supervisi, Kerani di kebun dan Operator di Pabrik Kelapa Sawit.
“Kami melihat AKPY ‘STIPER’ yang memiliki program Diploma I, bahkan satu-satunya lembaga pendidikan tinggi vokasi yang membuka prodi (D1) untuk perkebunan sawit di Indonesia. Ini menjadi lembaga pendidikan tinggi yang mencetak SDM untuk mengisi kekosongan pekerja level mandor di perkebunan sawit,” ujar Eddi.
“Maka, tak heran banyak perusahaan sawit yang datang untuk merekrut mahasiswa AKPY ‘STIPER’, tentunya melalui proses seleksi. Waktu pembukaan kuliah pada September 2024, mungkin ada sekitar 10 perusahaan yang siap untuk merekrut,” sambungnya.
Tahun ini, Best Agro International sebagai salah satu perusahaan sawit yang turut menyeleksi mahasiswa-mahasiswi AKPY ‘STIPER’ sejumlah 96 orang, dan sudah dinyatakan lolos untuk menjalani magang atauon job training pada Mei mendatang. Nantinya, dari jumlah tersebut akan didistribusikan untuk bekerja di kebun yang dikelola Best Agro di beberapa wilayah di Kalimantan Tengah.
“Karena kebutuhan pekerja untuk mandor di kebun Best Agromerata. Makin banyak yang direkrut makin cepat terpenuhi kekurangan mandor,” jelas Eddi.
Setelah selesai magang atau on job training di Best Agro status mahasiswa yang sudah dinyatakan lulus dari AKPY ‘STIPER’, secara langsung berstatus karyawan di perusahaan tersebut.
“Jadi, mahasiswa-mahasiswi AKPY ‘STIPER’ yang sudah kami seleksi yang jumlahnya 96 orang, pada hak ikatnya sudah kami rekrut, setelah magang statusnya sudah sebagai karyawan. Tetapi untuk memperkuat mentalnya, kami akan membuat pola pembinaan khusus untuk masuk ke Training Center (TC), di didik lagi. Untuk ditempatkan di kemandoran panen, pupuk dan TPH, untuk dirotasi. Selanjutnya, akan ditempatkan sesuai dengan kompetensi dan kebutuhannya,” pungkas Eddi.
Sumber : Sawit Indonesia
Ungaran, SAWIT INDONESIA – Kegiatan Learning Factory Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY ‘STIPER’) ke-9 Tahun Akademik 2024-2025, yang diadakan di Stiper Edu Agro Tourism (SEAT) KP2 Ungaran, dihadiri perwakilan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Kehadirannya bagian dari pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) yang dilakukan kepada lembaga pendidikan tinggi yang bekerjasama dengan BPDPKS sebagai penyelenggara pendidikan Beasiswa Sawit. Sekaligus menyaksikan langsung pameran beberapa alat (teknologi) untuk mendukung perkebunan sawit yang dikembangkan oleh tim AKPY ‘STIPER’.
Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Mohammad Alfansyah menyampaikan kehadiran di kegiatan Learning Factory AKPY ‘STIPER’ untuk memastikan pembelajaran yang dilakukan lembaga pendidikan yang bekerjasama dengan BPDPKS dalam penyelenggaraan pendidikan Beasiswa Sawit. Ini merupakan bagian dari monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara berkala oleh BPDPKS.
“Sekali lagi kami sampaikan, kehadiran BPDPKS ingin memastikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan lembaga pendidikan yang bekerjasama sesuai dengan yang diharapkan,’ ujarnya, saat ditemui di Ungaran, Jawa Tengah, pada Selasa (14 Januari 2025).
Diungkapkan Alfansyah, memastikan amanah yang diberikan, dalam janji di proposal yang disampaikan AKPY “STIPER’, ada porsi pembelajaran yang dilaksanakan di lapangan (kebun). Maka, kehadiran kami untuk memastikan, dan benar ada kegiatan mahasiswa yang dilaksanakan di lapangan.
“Kami melihat kegiatan lapangan untuk mahasiswa AKPY ‘STIPER’ sudah sesuai. Dan, kami dapatkan kepastiannya ada kegiatan mahasiswa AKPY ‘STIPER’ yang dilakukan di kebun untuk praktik mahasiswa AKPY ‘STIPER’,” ungkapnya.
“Kehadiran kami juga sekaligus memastikan kesiapan AKPY ‘STIPER’ yang di tahun ini sedang mengajukan sebagai penyelenggara pendidikan Beasiswa Sawit 2025, terlaksana dengan baik. Kami melihat AKPY ‘STIPER’ memiliki berbagai fasilitas untuk menunjang kegiatan pembelajarannya, termasuk pembelajaran (perkuliahan) di lapangan (kebun) untuk praktik. Pembelajaran di lapangan yang dilakukan AKPY ‘STIPER’ cukup diyakini menunjang mahasiswa terjun di dunia kerja (perkebunan sawit),” tambah Alfansyah.
Seperti diketahui, AKPY ‘STIPER’ merupakan satu dari 24 lembaga pendidikan tinggi yang bekerjasama dengan BPDPKS sebagai penyelenggara pendidikan Beasiswa Sawit sejak 2016 lalu. Dengan jenjang Diploma I (Prodi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit dan Prodi Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit). Output atau lulusan dari lembaga pendidikan vokasi sawit ini, bertitel Ahli Pratamayang diperuntukkan menjadi Mandor/Supervisi dan Kerani kompeten di perkebunan sawit.
Proporsi pembelajaran yang dilakukan AKPY ‘STIPER’, 60% praktik dan 40% teori, dengan metode pembelajaran blok kompetensi yang mengacu pada Permendikbud dan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional), yang bertujuan mendidik mahasiswa siap untuk terjun ke dunia kerja, di perkebunan kelapa sawit.
“Secara garis besar atau umum pembelajan di AKPY ‘STIPER’ sebagai penyelenggara pendidikan vokasi sawit (beasiswa sawit) cukup baik dengan segala fasilitas yang dimiliki. Namun, peningkatan juga perlu dilakukan self confident mahasiswanya untuk meyakini dan mencintai bahwa bidang yang dipelajari memiliki peluang besar untuk diri sendiri dan perekonomian nasional yaitu perkebunan sawit,” kata Alfansyah.
Diketahui, kegiatan Learnig Factory AKPY ‘STIPER’ merupakan kegiatan praktik kerja lapangan bagi mahasiswa-mahasiswi untuk membekali sebelum masuk pada tahap dunia kerja (perkebunan sawit). Dalam pelaksanaannya, materi-materi yang disampaikan mulai dari persiapan lahan, pembibitan, perawatan hingga panen, yang disampaikan oleh praktisi kebun dan didampingi oleh dosen. Selain itu, ada materi tambahan yang diberikan oleh pihak perusahaan perkebunan sawit.
Sumber : Sawit Indonesia
Ungaran, SAWIT INDONESIA – Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY ‘STIPER’) kembali menyelenggarakan kegiatan praktik lapangan (Learning Factory) ke-9 Tahun Akademik 2024-2025, bagi mahasiswa-mahasiswinya di Stiper Edu Agro Tourism (SEAT) KP2 Ungaran, Semarang Jawa Tengah.
Lembaga pendidikan vokasi sawit dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) di perkebunan secara khusus sawit ini, membekali mahasiswa-mahasiswi dengan cara yang nyata belajar dan mengerjakan langsung di perkebunan sawit, selama kegiatan Learning Factory.
Secara rinci kegiatan ini dibagi menjadi empat gelombang dalam pelaksanaannya, untuk gelombang pertama dilaksanakan pada 12 – 23 Januari 2025 (10 hari kerja efektif), diikuti 159 orang dari total 596 orang. Akan dilanjutkan gelombang berikutnya hingga berakhir pada 25 Februari 2025.
Direktur AKPY ‘STIPER’, Dr. Sri Gunawan, SP,MP,IPU menyampaikan kegiatan praktik kerja lapangan yang disebut Learning Factory berbasis learning by doing. Jadi maksudnya, mahasiswa belajar dan mengerjakan, sebab belajarnya langsung di kebun sawit.
“Melalui kegiatan Learning Factory, kami ingin menyiapkan mahasiswa-mahasiswi AKPY ‘STIPER’ untuk memasuki dunia kerja. Menyiapkan mahasiswa untuk memiliki pengetahuan perkebunan kelapa sawit, mental yang tangguh serta kedisiplinan yang tinggi agar mampu beradaptasi dengan dunia kerja setelah selesai menjalani pendidikan,” ujarnya, saat ditemui di Ungaran, Jawa Tengah, pada Selasa (14 Januari 2025).
“Secara teknis dalam pelaksanaan Learning Factory, mahasiswa diberikan beragam materi mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan hingga panen, yang disampaikan oleh praktisi perkebunan dan didampingi oleh dosen. Bahkan, ada dari pihak perusahaan yang turut hadir dan memberikan materi tambahan,” tambah Dr. Sri Gunawan.
Kegiatan Learning Factory sebagai bagian dari tahapan pembelajaran mahasiswa-mahasiswi AKPY ‘STIPER’ yang sudah belajar selama kurang lebih empat bulan di kampus.
Diungkapkan Dr. Sri Gunawan, kini saatnya masuk “di kawah candradimuka-nya” AKPY STIPER (SEAT KP2 Ungaran) untuk melaksanakan kegiatan Learning Factory selama dua pekan.
“Harapan kami, setelah mengikuti kegiatan Learning Factory para mahasiswa-mahasiswi akan menampaki tahap selanjutnya yaitu magang di perusahaan sekaligus on job training bagi mahasiswa yang telah mengikuti seleksi dari perusahaan-perusahaan hingga pelaksanaan wisuda. Terjadwal akan melaksanakan magang dan on job training pada Mei hingga Agustus 2025,” ungkapnya.
Sebagai informasi, pada pelaksanaan kegiatan Learning Factory para mahasiswa-mahasiswi diperkenalkan dan mempraktekkan pekerjaan lapangan yang dibantu dengan mekanisasi dan digitalisasi. Upaya ini sebagai bagian dari upaya membekali agar kelak terjun ke dunia kerja (perkebunan sawit) tidak gagap dalam menggunakan alat dengan teknologi yang berkembang saat ini.
Sumber : Sawit Indonesia
Jakarta, SAWIT INDONESIA – Untuk ketiga kalinya secara berturut-turut, Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY – STIPER) mendapatkan penghargaan dengan berbagai kategori. Tahun ini, penghargaan yang diterima kategori Lembaga Pendidikan Vokasi Sawit Terbaik, dalam ajang Sawit Indonesia Award 2024 yang diadakan Majalah Sawit Indonesia.
Majalah Sawit Indonesia memberikan penghargaan tersebut sebagai bentuk apresiasi dan pengakuan kepada AKPY – ‘STIPER’ yang telah konsisten menyelenggarakan pendidikan vokasi sawit. Terkhusus dalam mendukung pengembangan sumberdaya manusia di sektor industri sawit, yakni mempersiapkan para pemimpin untuk level Mandor, Krani dan operator di Pabrik Kelapa Sawit.
Wakil Direktur, AKPY – ‘STIPER’, Dr.(c). Idum Satia Santi, SP,MP menyampaikan pihaknnya berterima kasih kepada Majalah Sawit Indonesia yang telah memberikan penghargaan yang ketiga kalinya dengan berbagai kategori. Mulai 2022, 2023 dan, 2024, dalam ajang Sawit Indonesia Award untuk tahun ini penghargaan yang kami terima kategori Lembaga Pendidikan Vokasi Sawit Terbaik.
“Penghargaan ini menjadi pengakuan AKPY – ‘STIPER” dalam berkontribusi di sektor industri sawit. Selama telah konsisten mendidik para mahasiswa yang berasal dari anak-anak dari petani, buruh sawit dari berbagai daerah. Serta berhasil menyalurkan lulusannya ke perusahaan-perusahaan sawit. Dengan angka keterserapan lulusan di perusahaan lebih dari 75% setiap tahunnya,” ujarnya, saat ditemui di Jakarta, pada Kamis (12 Desember 2024.
“Dengan penghargaan yang kami terima ini, dapat menjadi motivasi dan pendorong dalam menyelenggarakan pendidikan vokasi sawit untuk lebih baik, saat ini dan di tahun-tahun mendatang. Dari sisi penyelenggaraan pendidikan dan menyalurkan para alumni ke perusahaan-perusahaan sawit,” imbuh Idum.
Untuk diketahui, AKPY – ‘STIPER’ menjadi salah satu lembaga pendidikan yang menerima penghargaan dalam ajang Sawit Indonesia Award 2024.
Di tahun ini, Majalah Sawit Indonesia memberikan 46 penghargaan kepada perusahaan/lembaga/tokoh kelapa sawit dalam gelaran Sawit Indonesia Award 2024, yang didakan di salah satu hotel di bilangan Jakarta Selatan, pada Kamis (12 Desember 2024).
Ketua Pelaksana Sawit Indonesia Award 2024 dan Pemimpin Redaksi Majalah Sawit Indonesia, Qayuum Amri menyampaikan melalui gelaran Sawit Indonesia Award yang diadakan setiap tahun sejak 2022, pihaknya ingin memberikan apresiasi dalam bentuk penghargaan (award).
“Di tahun ini ada 46 penerima penghargaan mulai dari perusahaan/lembaga/tokoh kelapa sawit, salah satunya lembaga pendidikan tinggi, AKPY – ‘STIPER’,” katanya.
“Kenapa, kami melihat AKPY – ‘STIPER’ terus menyampaikan informasi, kolaborasi dan memiliki komitmen dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi sawit. Inilah yang menjadi penilaian kami (sebagai media) kepada AKPY – ‘STIPER’, sehingga kami memberikan penghargaan pada gelaran Sawit Indonesia Award 2024, untuk kategori Lembaga Pendidikan Vokasi Sawit Terbaik,” jelas Qayuum menambahkan.
Dari informasi yang dihimpun redaksi sawitindonesia.com jumlah lulusan AKYP – ‘STIPER’ yang terserap di industri sawit (perusahaan sawit) hampir setiap tahunnya mengalami peningkatkan. Bahkan, lebih dari 75% terserap di perusahaan-perusahaan sawit.
“Maka, tidak heran pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Ditjen Perkebunan memberikan kepercayaan kepada AKPY – ‘STIPER’ sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan Beasiswa Sawit. Dengan jumlah mahasiswa setiap tahunnya bertambah, di tahun ini mencapai 570 mahasiswa,” pungkas Qayuum.
Sumber : Sawit Indonesia
ogyakarta, SAWIT INDONESIA – Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY STIPER) di usia yang ke-7 terus menunjukkan kinerja yang baik dari tahun ke tahun. Terutama kinerja yang mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur AKPY STIPER, Dr. Sri Gunawan, SP,MP,IPU, saat menyampaikan sambutan pada perayaan Dies Natalis ke-7 AKPY STIPER, di kampusnya, Rabu (21 Agustus 2024).
Diungkapkan Dr. Sri Gunawan, sejak 2016 lalu sudah mendapat kepercayaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk menyelenggarakan Pendidikan vokasi SDM Perkebunan Kelapa Sawit (program beasiswa SDM Sawit), jenjang Diploma 1.
“Bahkan, seiring berjalannya waktu mahasiswanya terus bertambah, di tahun ini mendapat kuota dari program beasiswa SDM Sawit sebanyak 570 mahasiswa. Tidak hanya mendidik melainkan mampu menyalurkan alumni bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit. Setiap tahunnya mencapai 80% terserap di perusahaan perkebunan kelapa sawit melalui program magang (on job training),” ungkapnya.
“Kinerja lain, untuk penelitian Rancang Bangun Pabrik Minyak Sawit Mini Tanpa Rebusan (2022) berhasil lolos seleksi Grant Riset Sawit (GRS) yang didanai BPDPKS. Di tahun ini, ada dua judul penelitian (1) Nano Kompos Tandan Kosong Sawit dengan Aditif Nanopartikel ZnO dan SIO2, untuk Peningkatan Kesuburan Tanah, Efisiensi Pemupukan dan Produktivitas Tanaman Sawit, (2) Pemanfaatan Produk Samping Hasil Pengolahan POME dengan Teknologi Dewatering sebagai Penyalur Tanah,” imbuh Dr. Sri Gunawan.
Kinerja lainnya yaitu program pengabdian kepada masyarakat, dipercaya untuk menyelenggarakan pelatihan untuk petani sawit bagian dari program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit, dari BPDPKS dan Dirjen Perkebunan – Kementerian Pertanian.
Dari hasil informasi yang didapat tim redaksi sawitindonesia.com, lembaga pendidikan yang berlokasi di Sleman (Yogyakarta) ini, sejak (2018 – 2024) menyelenggarakan pelatihan petani sawit dengan dukungan BPDPKS dan Ditjen Perkebunan.
“Alhamdulillah, kami dipercaya untuk menyelenggarakan pelatihan petani dengan berbagai tema. Jumlah peserta pelatihan (petani sawit) sejak 2018 (300 orang) dan terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan, untuk penyelenggaran di tahun 2024, jumlah1.000 orang, yang berakhir pelaksananya pada Juli lalu, di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah,” jelas Dr. Sri Gunawan.
Pada perayaan Dies Natalies ke 7, pihak AKPY STIPER tidak hanya menyampaikan perihal kinerja, melainkan mengungkap cara kerja civitas akademika untuk mencapai tujuan bersama.
“Untuk mendukung kerja-kerja Civitas Akademika, kami memiliki value yang menjadi pedoman, yaitu A (Aktif dan Kreatif), K (Kolaboratif), P (Produktif), dan Y (Yakin). Selain itu, kami juga memiliki moto atau tagline yaitu Beriman, Disiplin, Siap Kerja, tagline ini harus diimplementasikan kepada Civitas Akademika AKPY STIPER, terutama ditanamkan pada mahasiswa,” ucap Direktur AKPY STIPER.
Kabar terbaru, di tahun ini AKPY STIPER juga membuka jenjang Diploma II (program Studi Budidaya Tanaman Kelapa sawit dan Program Studi Teknik Pengolahan Kelapa Sawit).
Terkait dengan kinerja dan pembukaan jenjang diploma 2 mendapat sambutan baik dari Ketua Yayasan Pendidikan Kader Perkebunan Yogyakarta (YPKPY), Dr. Purwadi, MS. Yayasan Pendidikan yang menaungi AKPY STIPER.
“Kami ucapkan selamat untuk Dies Natalis ke-7 AKPY STIPER, dengan kinerja yang baik. Ini prestasi yang luar biasa yang didapat AKPY STIPER. Meski saat ini kinerja AKPY STIPER sudah bagus. Institusi ini sudah on the track dalam menjalankan operasional. Ke depan, AKPY STIPER harus bisa mencapai kesejahterakan bersama,” kata Dr. Purwadi, saat menyampaikan sambutan.
Sumber : Sawit Indonesia
Jakarta, SAWIT INDONESIA – Salah satu perguruan tinggi vokasi yang fokus di bidang Perkebunan kelapa sawit yaitu Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) – STIPER baru – baru ini melangsungkan kegiatan pengabdian Masyarakat. Sebagai salah satu implementasi dari Tri Dharma PerguruanTingi.
Kegiatan pengabdian masyarakat dilangsungkan bekerjasama dengan Kelurahan Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan ini mengusung tema ‘Added Value Product Development Dengan Mencari Segmen Pasar Baru Berbasis Spasial Agroindustri Gula Semut Kelapa’.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), AKPY STIPER, Olivia Elfatma,S.Si, M.Sc, menyampaikan pihaknya melihat Hargotirto memiliki potensi alam yang besar yang bisa menghasilkan produkung gulanya itu produk gula semut dari nira kelapa.
“Potensi tersebut bisa dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian Masyarakat Hargotirto, dan bisa menjadi produkung gulan. Bahkan, untuk mendukung potensi salah satu entitas sosial dari 75 Desa Wisata terbaik berkelas dunia yang diresmian oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, M. Sandiaga Uno tahun 2023,” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi sawitindonesia.com, pada Rabu (31 Juli 2024).
“Potensi kelapa yang melimpah dimanfaatkan oleh warga desa untuk produksi gula semut yang dihasilkan dari nira kelapa. Gula semut ini diproduksi skala rumah tangga, kelompok, dan Kelompok Wanita Tani (KWT),” tambah Olivia.
Dari informasi yang ada, selama ini para produsen gula semut di Hargotirto untuk pemasaran dipasarkan di pasar tradisional, warung, dan pengepul serta konsumen akhir.
“Sebenarnya, gula semut bisa menjadi komoditas yang diminati pasar internasional. Tentu melalui kerjasama dengan perusahaan nasional untuk kegiatan pengolahan lebih lanjut. Untuk itu, kami bekerjasama dengan Kelurahan Hargotirto untuk melakukan pendekatan dengan para produsen gula semut agar bisa meningkatkan nilai tambah supaya jangkauan pasar lebih luas,” jelas Olivia.
“Kami melihat, salah satu produsen gula semut di Hargotirto, yaitu KWT Soropati, Kelurahan hargotirto aktif memproduksi gula semut. Namun, masih banyak menghadapi kendala dalam produksi gula semut serta pemasaraannya. Maka, melalui kegiatan pengabdian Masyarakat, kami ingin berkontribusi untuk meningkatkan nilai lebih dari produk lokal (gula semut) di Hargotirto,” sambungnya.
Dalam pelaksanaanya, LPPM AKPY STIPER melibatkan tim yang terdiri dar iOlivia Elfatma, S.Si., M.Sc.sebagai pemimpin, dibantu tim pelaksana yakni Subakho Aryo Saloko, S.P., M.B.A., Wandha Atmaka Aji, S.Hut, M.Si., Yuliana Debora Anggraini, S.T.P., M.S., Nurcahyo S.P., M.Si., Julsento, S.P., M.Sc., Yessi Munawaroh, Yesica Dwi Mariani, Dewi Puspita, Ruccy Widiawati, Ihsan Mustaqim, Alvito Hariansa, Jeki Pranata, Rani Muherje, Trinety Octavia Z., Ririn Putriyani, dan Reza Dwi Saputra.
Kegiatan terlaksana dengan adanya dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dalam Program Pengabdian Kepada Masyarakat skema pemberdayaan berbasis masyarakat tahun 2024.
Ditambahkan Olivia, kegiatan pengabdian kepada masyarakat hadir dengan beberapa tujuan. Pertama, pengembangan produk pangan inovatif dengan added value produk gula semut.Kedua, Peningkatan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan dalam pengendalian mutu gula semut. Ketiga, pengembangan kemasan produk pangan inovatif, dan Keempat peningkatan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan mitra penentuan segmen baru berbasis spasial.
“Secara teknis, pelaksanaan kegiatan berlangsung dari April hingga Juli 2024, yang rutin dilaksanakan 1-2 kali pertemuan setiap bulannya. Kegiatan dilakukan dengan tahap awal sosialisasi mengenai pelaksaaan pengabdian masyarakat dan potensi gula semut untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, tahap berikutnya dilakukan dengan pendampingan dan pelatihan secara terstruktur sesuai kebutuhan masyarakat. Meliputi kegiatan: perbaikan mutu produksi, pembuatan kemasan yang lebih praktis dan ekonomis, pembuatan produk, teknis penggunaan alat, dan pemasaran. Pelaksanaan kegiatan berada di Pedukuhan Soropati,” urainya.
Dari hasil kerjasama AKPY STIPER dan Kelurahan Hargotirto dalam kegiatan pengabdian Masyarakat diperoleh produk gula semut dengan merk “Wedang Palem” dengan kemasan sachet yang lebih praktis dan ekonomis.
Dengan disematkan merek dagang dan kemasan sachet ada beberapa varian seperti: wedang palem variasi kopi, wedang palem variasi jahe, wedang palem variasi sereh lemon, dan wedang palem jeruk. Harapannya kedepannya variasi wedang palem dapat ditingkatkan dari komoditas asli Hargotirto.
Dijelaskan Olivia, untuk penunjang peningkatan kualitas produk dilakukan pelatihan dan pendampingan peningkatan produksi dan pengendalian mutu produk gula semut.
“Dilakukan pengujian mutu produk di laboratorium, dan juga hibah alat penunjang produksi. Alat-alat yang diberikan berupa: 1 unit set oven gas, 4 unit Loyang, 4 unit kontainer 100 liter, 8 unit timbangan digital, 4 unit Sealer, dan set paket kemasan primer dan sekunder untuk pengemasan produk Wedang Palem (gula semut dalam bentuk minuman instan),” jelasnya.
“Tidak hanya ditahap produksi dalam pendampingan, kamipun melakukan pendampingan dan pelatihan pemasaran berbasis spasial, menggunakan beberapa aplikasi seperi fitur iklan yang ada di Facebook dan Whatsapp Business,” pungkas Olivia.
Sumber : Sawit Indonesia
Palangka Raya, SAWIT INDONESIA – Pemerintah kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah menyambut baik dan memberikan apresiasi kegiatan pelatihan petani sawit. Kegiatan ini merupakan implementasi program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS) dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Ditjen Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian yang diselenggarakan Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY).
Pada pelaksanaan kegiatan pelatihan petani sawit dengan modul Panen & Pascapanen dan Pengelolan Sarana & Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit diikuti 60 orang dari Kabupaten Pulang Pisau. Kegiatan ini diadakan selama lima hari, Selasa – Sabtu (4 – 8 Juni 2024), di salah satu hotel di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Sementara, di tahun lalu pelatihan serupa diikuti 90 orang dengan modul atau tema pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit,
Pelatihan Panen dan Pasca Panen, Pelatihan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit.
Untuk kedua kalinya petani sawit dari Pulang Pisau telah diikutsertakan sebagai peserta dalam kegiatan pelatihan, usulan dan persetujuan tahun 2022 dan usulan serta persetujuan tahun 2023. Selain itu petani sawit dari Pulang Pisau juga mengikuti pelatihan dengan modul atau tema ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) sebanyak 30 orang sudah terlaksana pada 26 Mei – 01 Juni 2024. Dan, akan mengikuti pelatihan dengan modul dan tema lain yaitu Teknis Budidaya Kelapa Sawit sebanyak 30 orang pada bulan Juli 2024 mendatang.
“Kami berharap kepada Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, Ditjen Perkebunan, BPDPKS, dan AKPY, agar kiranya pada tahun-tahun selanjutnya Kabupaten Pulang Pisau masih diberi kesempatan untuk memperoleh alokasi peserta pelatihan SDM ini,” kata Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Pulang Pisau, Godfridson, saat menyampaikan sambutan pada Rabu (5 Juni 2024), di salah satu hotel di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Menurut Godfridson pihaknya merasa dari kedua kali Alokasi pelatihan ini, sepertinya masih belum mencapai 50% dari target pelatihan yang diberikan.
“Untuk itu, kami berharap masih diberi kesempatan dan peluang untuk mendapat pelatihan-pelatihan lanjutan, mohon hal ini dapat menjadi perhatian dan pertimbangan dengan usulan ini,” pintanya.
Seperti diketahui, kabupaten Pulang Pisau memiliki beberapa komoditas utama di antaranya karet, kelapa sawit, kelapa dan kopi. menjadi salah satu komoditas utama di daerah tersebut.
Untuk kelapa sawit menempati posisi kedua dengan setelah karet. dengan luasan lahan kelapa sawit 8.469,93 hektar dengan produksi 9.198,15 pada 2022, yang tersebar di delapan kecamatan.
Lebih lanjut, Godfrison menjelaskan jumlah kelembagaan petani/pekebun di Kabupaten Pulang Pisau, untuk kelompok tani (poktan) berjumlah : 866 Poktan dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) berjumlah 91 Kelompok.
“Untuk kelompok Pekebun Sawit dan termasuk Koperasi Sawit yang menerima kegiatan PSR sampai dengan akhir tahun 2020 di Kabupaten Pulang Pisau berjumlah 22 kelompok. Semua kelembagaan petani/pekebun tersebut tersebar di 8 (delapan) kecamatan,” jelasnya.
Berkenaan dengan kegiatan pelatihan petani sawit implementasi program pengembangan SDM Perkebunan kelapa sawit (SDMPKS).
“Secara pribadi dan Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, mengucapkan terima kasih dan penghargaan setingginya kepada AKPY atas antusias, dedikasi dan kesungguhannya selalu berperan untuk melatih dan membagi ilmu pengetahuannya kepada petani sawit,” kata Godfridson.
“Sehingga mendapatkan pengetahuan yang tentunya berharga dan bernilai, dalam mendukung tata kelola perkebunan kelapa sawit rakyat yang berkelanjutan di Kabupaten Pulang Pisau, bumi Handep Hapakat.
Kami bertitip harap agar peserta (dari Pulang Pisau) selalu bersemangat dan bersungguh – sungguh dalam mengikuti pelatihan ini,” pungkasnya.
Sumber : Sawit Indonesia
Palangka Raya, SAWIT INDONESIA – Sejumlah 165 petani sawit dari dua kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu Kabupaten Pulang Pisau dan Kotawaringin Timur mengikuti kegiatan pelatihan yang diselenggarakan Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), dengan dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian.
Kegiatan ini dilaksanakan selama lima hari, Selasa – Sabtu (4 – 8 Juni 2024), di salah satu hotel di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Secara teknis, kegiatan pelatihan terbagi menjadi empat modul atau tema yaitu Panen & Pascapanen dan Sarana & Prasarana diikuti oleh peserta dari Kabupaten Pulang Pisau. Sementara, modul atau tema Teknis Budidaya Kelapa Sawit, dan Teknis Pemetaan Perkebunan Kelapa Sawit diikuti oleh peserta dari kabupaten Kotawaringin Timur. Semua materi disampaikan oleh instruktur profesional di bidangnya.
Sebagai infomasi, kegiatan pelatihan petani sawit merupakan implementasi program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit dari BPDPKS) dan Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian. Dalam pelaksanan atau implementasi program SDMPKS melibatkan lembaga – lembaga pelatihan salah satunya AKPY yang telah ditunjuk dan dipercaya sejak beberapa tahun lalu.
Wakil Direktur AKPY STIPER, Dr. (C), Idum Satia Santi, S.P, M.P menyampaikan ada beberapa tujuan dari kegiatan pelatihan petani sawit yang kali ini diikuti peserta dari Kotawaringin Timur dan Pulang Pisau yang telah disesuaikan dengan kebutuhan.
“Memberikan pengertian dan pemahaman tentang cara teknis budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan, panen & pascapanen, sarana & prasarana dan teknis pemetaan lokasi kebun sawit. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kemandirian, manajerial dan kewirausahaan yang berdaya saing perkebunan kelapa sawit berkelanjutan,” ujarnya saat menyampaikan sambutan mewakili Direktur AKPY STIPER, Dr. Sri Gunawan, S.P, M.P, pada Rabu (5 Juni 2024).
“Selain mendapatkan materi yang disampaikan para instruktur profesional, peserta pelatihan akan mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi salah satu perusahaan perkebunan ternama. Tujuannya tak lain untuk melihat langsung praktik-praktik pengelolaan kebun yang dilakukan perusahaan. Jadi, para peserta bisa memahami setelah mendapatkan materi saat pelatihan,” tambah Idum.
Peserta pelatihan dijadwalkan akan mengunjungi perusahaan perkebunan, PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA), pada Jum’at mendatang untuk melihat langsung praktik-praktik pengelolaan perkebunan sesuai dengan standar yaitu Good Agriculture Practices (GAP).
Terkait dengan kegiatan pelatihan pada kesempatan yang sama, Jayan Wahyudi, S.Hut., M.P, Kepala Bidang Perbenihan dan Budidaya, Dinas Perkebunan Propinsi Kalimantan Tengah mengungkapkan sumber daya manusia mempunyai peran penting dan strategis dalam sistem produksi kelapa sawit.
“Pengembangan SDM ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja saja, tetapi harus mampu menghadapi tantangan dan berperan aktif dalam menciptakan sistem industri kelapa sawit yang sustainable. Penyiapan SDM menjadi penting dalam meningkatkan kinerja perkebunan kelapa sawit,” ungkapnya.
Menurut Jayan, upaya ini memerlukan keterlibatan semua stakeholder seperti perguruan tinggi dan lembaga pendidikan, perusahaan perkebunan besar, dan pusat penelitian.
“Program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit merupakan salah satu upaya BPDPKS dan untuk mempersiapkan SDM di industri sawit terutama untuk sektor hulu dan pabrik kelapa sawit dengan prioritas perkebunan rakyat,” jelas Jayan.
Kegiatan pelatihan ini mengintegrasikan seluruh aspek dalam pengembangan SDM Perkebunan kelapa sawit dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kompetensi, kemandirian dan daya saing pekebun kelapa sawit, keluarga pekebun, pendamping, penyuluh perkebunan kelapa sawit, ASN serta pihak terkait lainnya.
Sumber : Sawit Indonesia
Makassar, SAWIT INDONESIA – Bupati Luwu Timur, Budiman, di tengah-tengah kesibukannya menyempatkan untuk menghadiri pelatihan petani sawit yang diselenggarakan AKPY STIPER dengan dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Ditjen Perkebunan – Kementerian Pertanian.
Diketahui, pelatihan ini diikuti oleh petani sawit, penyuluh dan pendamping pertanian, yang jumlahnya mencapai 160 orang dan diadakan di salah satu hotel di Makassar – Sulawesi Selatan.
Kehadiran beliau menunjukkan perhatian masyarakatnya terutama petani sawit yang tengah menjalani pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi untuk menambah produktivitas sawitnya.
Dikatakan Bupati Budiman, pihaknya berterima kasih dan mengapresiasi dengan kegiatan pelatihan yang diikuti petani sawit, pendamping dan penyuluh pertanian dari Luwu Timur.
“Kami berharap kepada peserta (pelatihan) setelah kegiatan bisa menjadi agen perubahan dalam pengelolaan kebun sawit. Ilmu yang didapat selama pelatihan terapkan di kebun masing-masing dan sebarkan (ilmunya) ke petani sawit lainnya,” katanya, saat ditemui di lokasi pelatihan, pada Kamis (23 Mei 2024).
“Agar kebun kelapa sawitnya dapat dikelola dengan baik dan produktivitas bertambah serta meningkatkan kesejahteraan. Tentu, kalau produktivitasnya meningkat kesejahteraan petani akan bertambah,” imbuh Bupati Budiman.
Lebih lanjut, ia juga mengharapkan di tahun mendatang ada lagi pelatihan yang diikuti peserta dari Luwu Timur.
“Kami melihat, progress peserta pelatihan selama tiga tahun terakhir cukup baik, karena setiap tahunnya jumlah peserta selalu bertambah. Tahun ini ada 160 orang, tahun l2022 berjumlah 60 orang, 2023 mencapai 149 orang,” lanjut Bupati Budiman.
Seperti diketahui, sejak 2022 petani sawit dari Luwu Timur merupakan petani yang mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan pelatihan, implementasi dari program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit dari BPDPKS dan Ditjen Perkebunan dengan berbagai modul mulai dari Penguatan Kelembagaan, Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit dan Panen & Pascapanen.
Pada kesempatan yang sama, Direktur AKPY STIPER, Dr. Sri Gunawan, S.P, M.P, IPU mengatakan pihaknya juga menyambut baik kehadiran Bupati Luwu Timur, pak Budiman. Yang di tengah kesibukannya menyempatkan hadir pada pelatihan petani sawit yang diadakan AKPY STIPER.
“Kehadirannya menambah semangat peserta dalam mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dalam pengelolaan kebun sawitnya,” katanya.
“Kami juga sangat mengapresiasi upaya dan usaha dari Dinas terkait yang telah mendampingi petani hingga mendapatkan rekomendasi teknis untuk program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit. Sebab jumlah pesertanya setiap tahunnya terus bertambah,” sambung Dr. Sri Gunawan.
Sumber : Sawit Indonesia
Makassar, SAWIT INDONESIA – Terus berlanjut, Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY STIPER) menyelenggarakan pelatihan dengan dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa (BPDPKS) dan Ditjen Perkebunan – Kementerian Pertanian.
Kini, sejumlah 160 orang terdiri dari petani sawit, penyuluh dan pendamping pertanian dari Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan tengah mengikuti pelatihan. Kegiatan bagian dari program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit dari BPDPKS dan Ditjen Perkebunan. Secara rinci, pelatihan ini terbagi menjadi 5 kelas yaitu 1 kelas modul Pengutan Kelembagaan, 2 kelas Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit, dan 2 kelas Panen & Pascapanen, yang diadakan di salah satu hotel di Makassar, mulai 16 – 25 Mei 2024.
Direktur AKPY STIPER, Dr. Sri Gunawan, S.P, M.P, IPU menyampaikan pihaknya berharap dari pelatihan ini, yang diikuti petani sawit, penyuluh dan pendamping dapat mempercepat peningkatan produksi dan produktivitas sawit di Luwu Timur.
“Dan, dari pelatihan ini ilmu yang nantinya didapat bisa disebarluaskan ke petani sawit lainnya, sehingga dapat mempercepat peningkatan produksi sawit rakyat. Kami sangat berharap melalui kelembagaan ini nanti para petani sawit di Luwu Timur bisa mendapatkan program dari BPDPKS lebih banyak dan besar lagi. Kami dari kampus siap untuk mendampingi seandainya nanti dibutuhkan untuk penyusunan proposal. Termasuk kalau ada kaitannya untuk pemetaan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dr. Sri Gunawan mengatakan pihaknya apresiasi karena jumlah peserta yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu membuktikan pendataan petani sawit di Lutim dilakukan dengan baik.
“Dari tiga tahun terakhir pelaksanaan pelatihan semacam ini, peserta yang ikut terus meningkat yakni pada 2022 berjumlah 60 orang, 2023 mencapai 149 orang dan tahun ini di 2024 diikuti 160 peserta,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Amrullah Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur, menjelaskan terkait dengan tema (modul) pelatihan sudah sesuai dan disesuaikan dengan kebutuhan petani sawit yang ada di Luwu Timur.
“Mulai dari Penguatan Kelembagaan, petani untuk membentuk kelompok dan menentukan apa yang dibutuhkan untuk budidaya kelapa sawit. Setelah tanaman tertanam, masuk dalam kegiatan budidaya, termasuk perawatan untuk menghasilkan hasil yang optimal. Kemudian, masuk pada tahap Panen & Pascapanen” ujarnya saat ditemui di Makassar, pada Selasa (21 Mei 2024).
“Jadi pelatihan ini sudah sesuai dengan kebutuhan dan memang telah disesuaikan dengan kebutuhan petani sawit (rakyat) untuk mendukung produksi dan produktivitas kelapa sawit nasional,” sambung Amrullah.
Saat ini luasan lahan kelapa sawit yang dikelola petani di Lutim mencapai kisaran 4.000an ha. Untuk mendukung terus peningkatan itu, Pemerintah daerah Luwu Timur sudah membuat nota penambahan luasan area kelapa sawit.
Berkenaan dengan kegiatan pelatihan, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Luwu Timur Aini Endis Andrika menuturkan, Pemda mengharapkan pelatihan ini tidak hanya seremonial, tapi ada ilmu pengetahuan yang diserap para petani sawit agar hasil produksinya lebih meningkat setelah mengikuti pelatihan.
Sebagai informasi, pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Luwu Timur, Aini Endis Andrika; didampingi Direktur AKPY STIPER, Dr. Sri Gunawan; dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Amrullah.
“Kami dari Pemkab berharap kegiatan ini ada lagi tahun depan, karena kegiatan ini sangat dibutuhkan baik untuk penyuluh maupun masyarakat untuk meningkatkan produktivitasnya,” tuturnya.
Sumber : Sawit Indonesia
Jakarta, SAWIT INDONESiA – Lulusan Diploma 1 program Beasiswa SDM Sawit berhasil menjadi Assistent Geospatial Information System (GIS) atau Surveyor Pemetaan, di salah satu perusahaan perkebunan ternama di Indonesia. Yang pada umumnya, posisi atau jabatan Asisten di perusahaan perkebunan, tergolong Staff, merekrut lulusan Sarjana (S1).
Ia adalah Fajar Natalis Dirantau anak petani sawit dari Kabupaten Sekadau. Kalimantan Barat. Berbekal pendidikan vokasi satu tahun di program studi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit AKPY STIPER dan memiliki keahlian pemetaan mampu menaiki tangga karir hingga dipercaya menjadi Assistent GIS di First Resource, perusahaan perkebunan sawit.
Seperti diketahui, saat ini Geospatial Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis banyak dimanfaatkan untuk membantu dan memiliki peran yang sangat penting, mulai dari pengelolaan kebun, mengetahui potensi lahan sampai monitoring perkembangan, perancanaan kebun dan verifikasi tanaman kelapa sawit. Fajar menjadi salah satu anak yang membuktikan mempelajari bidang yang tidak banyak diminati namun memiliki peluang besar untuk berkarir.
“Kami masuk jurusan di SMK yang kurang diminati banyak orang yaitu jurusan Survei Pemetaan, karena yang banyak diminati jurusan otomotif. Namun, setelah saya pelajari bidang pemetaan cukup menarik dan membekali saya untuk bekerja di perusahaan. Bahkan, bidang yang saya geluti saat ini mempunyai peran penting di perusahaan perkebunan sawit,” ujarnya, saat dihubungi melalui sambungan telepon, pada Sabtu (18 Mei 2024).
“Mulai mengenal bidang pemetaan sejak sekolah (SMK). Kebetulan saya lulusan SMKN 01 Sekadau, jurusan Teknik Survei Pemetaan menjadi bekal dan mempunyai keinginan untuk terus mempelajari (memperdalam),” kata Fajar.
Lebih lanjut, ia mengatakan setelah lulus SMK tahun 2018, saya memiliki keinginan untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi (kuliah). Saya mendaftar dan mengikuti seleksi prodi Teknik Sipil di Universitas Tanjung Pura, harapan bisa untuk terus mempelajari dan memperdalam bidang pemetaan sesuai keahlian yang dipelajari di sekolah (SMK).
“Namun, karena belum rezeki, saya tidak lolos atau tidak diterima di prodi Teknik Sipil – Universitas Tanjung Pura. Selang waktu tidak lama, saya mendapat tawaran kerja dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), sebagai tenaga kontrak untuk membantu projek pemetaan jalan. Akhirnya saya terima, untuk mengisi kekosongan waktu,” kenang Fajar.
Anak petani sawit ini, saat menjalani pekerjaan sebagai tenaga kontrak untuk membantu projek pemetaan jalan dari BPN, Fajar bertemu dengan saudara (red-paman) yang menyampaikan informasi ada Beasiswa SDM Sawit, kuliah gratis.
Program beasiswa dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Setelah mengetahui adanya kuliah gratis (Beasiswa SDM Sawit), keinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi kembali muncul. Maka, tanpa berpikir panjang Fajar melengkapi berkas dan mengikuti seleksi hingga akhirnya memilih jenjang Diploma 1 Prodi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit AKPY STIPER. Dan, dinyatakan lolos seleksi dan masuk sebagai taruna sawit AKPY STIPER angkatan 2019.
Selama menjalani perkuliahan, Fajar menjadi mahasiswa yang cukup aktif dalam berbagai kegiatan, akrab dengan teman-temannya maupun dosen.
“Saya sering sharing dengan dosen, dan memiliki keinginan untuk mengembangkan bidang pemetaan yang dulu pernah dipelajari di sekolah (SMK). Dan, saya diarahkan oleh Bu Olivia agar semangat belajar di prodi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit serta memperdalam tentang pemetaan, karena bisa untuk bekal saat bekerja di perusahaan perkebunan sawit,” ucap Fajar dengan bangga.
Kini Fajar sudah mampu membuktikan berbekal ilmu yang didapat dari program Beasiswa SDM Sawit, jenjang Diploma 1 dari AKPY STIPER, dan keahlian di bidang pemetaan, menduduki jabatan Asisten survei pemetaan, yang memiliki peran penting di perusahaan perkebunan sawit. Bahkan, sekarang sering memotivasi adik-adik di sekolahnya dulu, agar semangat dan serius mempelajari bidang pemetaan karena peluangnya cukup besar untuk mencari pekerjaan.
Sebelum bekerja di First Resource (FR), Fajar merupakan salah satu mahasiswa yang melaksanakan program magang di perusahaan tersebut. Pada 2021, masuk dan berkerja di FR sebagai Mandor GIS, dua tahun kemudian di angkat menjadi Assistent GIS, ditempatkan di Ketapang, Kalimantan Barat.
Pada kesempatan berbeda, Olivia Elfatma selaku Dosen dan menjabat sebagai Ketua LPPM – Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY STIPER) mengatakan pihaknya selaku dosen bangga ada salah satu lulusan AKPY STIPER, dari jenjang Diploma 1, prodi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit dengan bekal (ilmu) dan keahliannya mampu mengantarkan dan berhasil menjadi Asisten GIS di perusahaan perkebunan sawit.
“Iya, saya bangga dengan Fajar Natalis Dirantau, sudah berada di posisi Asisten GIS, di perusahaan perkebunan sawit,” ucapnya, saat ditemui beberapa waktu lalu. “Saat di kampus, Fajar salah satu mahasiswa yang sering mengajak sering dan menyampaikan punya bekal dasar pemetaan yang pernah dipelajari di sekolah (SMK). Dan memiliki keinginan untuk mempelajari dan memperdalam bidang pemetaan, maka saya sarankan untuk belajar bersama dengan saya. Yang kebetulan saya pengampu mata kuliah pemetaan,” tambah Olivia.
Mata Kuliah Pemetaan menjadi salah satu mata kuliah yang dipelajari oleh mahasiswa jenjang Diploma 1 Prodi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit – AKPY STIPER. Selain mempelajari mata kuliah lain sebagai pendukung.
“Saat itu, sering saya ingatkan tetap fokus belajar pada prodi (Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit), pemetaan menjadi bonus keahlian yang kami miliki. Itu semua bisa menjadi bekal kamu untuk berkarir di perusahaan,” sambungnya.
Sumber : Sawit Indonesia
"Tidak adalagi keraguan soal itu."
GAMBARAN banyak orang tentang dunia perkebunan --termasuk sawit-- yang sangar, angker dan tidak familiar, ditampik oleh Indayani. "Saya telah membuktikannya," ungkap perempuan yang akrab dipanggil Inda ini.
Dulu, sebelum terjun jauh di bidang yang satu ini, Inda -- oleh karena rumor dan isu yang diterima-- juga sempat "memelihara" anggapan bahwa perkebunan sawit punya karakter tersendiri, berbeda dengan yang lainnya.
"Terutama lingkungan perkebunan besar yang dikelola oleh perusahaan atau korporasi," sebutnya. Intinya, papar Inda, ini dunia yang tergolong tidak ramah untuk semua kalangan, terutama yang berasal dari luar lingkungannya.
Tapi setelah hampir dua tahun bekerja di PT Sukses Tani Nusasubur (STN) yang berlokasi di Desa Labangka, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Inda merasakan sendiri betapa kontradiktif antara realitas yang ia temui dengan gambaran yang ia terima sebelumnya.
"Saya malah merasa kerasan." Saking kerasannya, menurut Inda, setelah hampir dua tahun bekerja di PT STN, ia baru sekali mudik ke kampung halamannya di Provinsi Jambi pada Lebaran Idul Fitri yang baru lalu.
"Kalau tidak kerasan, mungkin sejak dulu saya sudah angkat kaki," tandasnya. "Untuk apa saya memaksakan diri bertahan di sebuah lingkungan yang tidak respek dengan keberadaan saya."
Yang terjadi sebaliknya. "Saya mendapat penerimaan yang menyenangkan, baik oleh para pekerja di lingkungan perusahaan perkebunan kelapa sawit tempat saya bekerja maupun oleh masyarakat tempatan," ungkapnya.
Sebagai perempuan, menurut Inda, ia mendapat perlakuan yang layak. Sementara sebagai pimpinan di salah satu unit kerja di perusahaan itu, Inda juga diperlakukan sesuai dengan proporsinya.
Menyandang status sebagai mandor di anak perusahaan PT Astra Agro Lestari itu, hari-hari Inda menjalani rutinitas yang memang sudah terjadwal, mulai dari usai salat Subuh sampai sore.
Diawali dengan mengikuti apel pagi setiap pukul 06.00 WIB pagi, setelah itu aktivitas Inda mengalir bersama sejumlah pekerja yang menjadi bawahannya -- dengan umur dan latar belakang sosial dan pendidikan yang berbeda-beda.
"Karena disiplin ilmu saya ketika kuliah di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) di bidang pembibitan, di perusahaan saya juga mengemban tugas dan tanggung jawab di bidang yang sama," tambahnya.
Apa ada kesulitan? Dalam soal memenej jajarannya, Inda mengaku tidak mengalami kesulitan yang berarti. "Setiap personil di tim saya sudah paham dengan beban tugas masing-masing," terangnya.
Inda pun, kendati berstatus sebagai atasan, terus berupaya menempatkan diri secara pas. "Jangan mentang-mentanglah," katanya membahasakan. "Mereka kan juga manusia."
Yang menjadi masalah, sambung Inda, pada beberapa kasus dalam soal pembibitan kelapa sawit ia menemukan ketidaksesuaian antara ilmu atau teori yang diperoleh di bangku pendidikan dengan realitas yang ditemui di lapangan atau tempat kerja.
Apa arti hal itu bagi Inda? "Saya dituntut untuk belajar lebih banyak lagi." Jalan yang ditempuh Inda untuk itu, selain belajar melalui praktek langsung di tempat bekerja, Inda juga belajar melalui literatur-literatur yang ada.
Inda kemudian sampai pada satu kesimpulan, yaitu semakin jauh dan intens menggeluti bidang perkelapasawitan, "Maka semakin terasa kurangnya ilmu dan pengetahuan kita tentang itu."
Inda bertekad untuk tidak akan pernah berhenti belajar. "Karena saya telah memutuskan kelapa sawit adalah bidang saya, tumpuan masa depan saya," jelasnya. "Tidak adalagi keraguan soal itu."
KENDATI terlahir di tengah keluarga petani kelapa sawit di Desa Tirta Mulya, Kecamatan Pelepat Ilir, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, 20 tahun yang lalu; Inda mengaku tidak ada yang mengarahkannya untuk menekuni bidang kelapa sawit.
Bahkan termasuk kedua orangtuanya, yang telah membesarkan dan menyekolahkan Inda bersama saudara-saudaranya dari hasil kebun sawit, juga tidak pernah mendoktrin Inda untuk mencempungi sawit.
"Kami diberi kebebasan untuk mencari jalan hidup masing-masing," kata anak sulung dari tiga orang bersaudara ini. "Orangtua tinggal memback-up, baik secara moral atau pun pembiayaan," tuturnya.
Kalau kemudian Inda memilih sawit sebagai jalan hidupnya, itu tidak lain karena sejak lahir sampai sekarang hari-harinya hanya dijejali oleh soal sawit dan sawit. Dari miulai bangun tidur sampai tidur, untuk kemudian bangun lagi, yang mendominasi hanya soal sawit.
Tambahan lagi, menurut Inda, ketertarikannya pada sawit semakin bertambah besar karena ia sering melihat dan menyaksikan sendiri betapa banyak keluarga yang perekonomiannya terangkat karena ditopang oleh kelapa sawit.
Inda mencontohkan keluarganya sendiri, yang menggantungkan sumber ekonomi dari kelapa sawit. Menurut Inda, kendati tidak termasuk kategori kaya, keluarganya sangat terbantu dengan adanya kelapa sawit.
"Realitas itu terjadi justru di saat kedua orangtua saya masih menerapkan cara-cara konvensional dalam mengelola kebun sawit," katanya. "Tentu hasilnya akan beda kalau dilakukan sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan."
"Maklum, orangtua saya hanya petani kelapa sawit biasa, tidak menjadi bagian atau plasma dari korporasi yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit," terang Inda.
PUNYA keinginan besar mendalami perkelapasawitan, kalau Inda "terdampar" untuk kemudian menuntut ilmu di AKPY Yogyauarta --yang notabene jauh dari kampung halamannya-- diakui Inda bukan sesuatu yang sengaja dan direncanakan.
"Berawal dari coba-coba," katanya, mengenang. Dikisahkan Inda, semua itu bermula saat ia dikirimi temannya link beasiswa di AKPY yang didanai oleh Badan Penyelenggara Dans Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
"Tidak ada salahnya dicoba," kata hati Inda kala itu. Beruntung, dari semua tahapan seleksi --tertulis dan wawancara-- berhasil ia lalui dengan baik, untuk kemudian Inda dinyatakan diterima di AKPY.
Setelah dinyatakan lulus, Inda tidak langsung diterbangkan ke Yogyakarta untuk menuntut ilmu di AKPY. Karena pandemi Covid-19 waktu itu, cukup lama juga Inda menjalani belajar secara online.
Baru pada Agustus 2021, bersama sejumlah orang lainnya dari Provinsi Jambi, Inda diberangkatkan ke Jakarta dari Bandara Sultan Thaha di Jambi. Dari Jakarta, Inda cs kemudian diberangkatkan ke Yogyakarta.
Selama berkuliah di AKPY Yogyakarta, sebagian besar atau sekitar sembilan bulan dijalani Inda dengan mengikuti materi tentang teori di lingkungan kampus, dan tiga bulan lainnya menjalani magang di perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Di AKPY, Inda memiilih Jurusan Pembibitan. "Suka aja," terang Inda, saat ditanya alasannya memilih Jurusan Pembibitan.
Pengetahuan Inda yang sebelumnya sangat dangkal di bidang sawit, setelah berkuliah di AKPY semakin terbuka luas. Baik pengetahuan yang bersifat teknis maupun non-teknis. "Untuk bekal awal, lumayanlah," katanya.
Proses magang dijalani Inda di perusahaan tempat ia bekerja sekarang selama sekitar tiga bulan. Di perusahaan itu pula Inda mengaplikasikan ilmunya dengan mencatatkan diri sebagai karyawan.
Sumber : myelaeis
Jakarta, SAWIT INDONESIA – PT Bumitama Gunajaya Agro mengakui lulusan program studi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit dan Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit, AKPY STIPER diminati untuk mengisi pimpinan kebun level bawah, yakni Mandor dan Kerani. Setiap tahunnya mencapai 75 – 100 alumni, meliputi putra maupun putri.
Seperti diketahui, jenjang Diploma 1 AKPY STIPER merupakan program pendidikan vokasi dari Beasiswa Sawit dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Ditjen Perkebunan – Kementerian Pertanian. Yang dididik dengan kurikulum khusus oleh lembaga pendidikan di bidang kelapa sawit yang melahirkan tenaga kerja profesional untuk mendukung perkebunan kelapa berkelanjutan di Indonesia.
Head of Human Capital PT Bumitama Gunajaya Agro Agus Sutrisno menyampaikan lulusan atau alumni AKPY STIPER saat ini menjadi salah satu sumber utama dalam perekrutan tenaga kerja di BGA.
“Semenjak berdirinya hingga sekarang selama 6 tahun ini, pihak PT BGA aktif menerima para lulusan Diploma 1 Prodi Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit dan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi sawitindonesia.com, beberapa waktu lalu.
Dijelaskan Agus, jenjang program Diploma 1 AKPY STIPER, tepat untuk SDM di perkebunan kelapa sawit. Sebab, demografi mahasiswanya didominasi anak-anak karyawan maupun masyarakat di sekitar sentra-sentra perkebunan kelapa sawit dari berbagai daerah baik di Sumatera maupun di Kalimantan.
“Yang pada umumnya telah mengetahui perkebunan kelapa sawit sejak lahir. Mengingat hidupnya sudah berada di lingkungan perkebunan kelapa sawit,” jelasnya.
“Dengan bekal keilmuan perkebunan yang diperoleh para lulusan AKPY STIPER ini, tepat untuk memenuhi kebutuhan pada posisi Mandor dan Kerani di lapangan. Namun dalam perjalanannya setelah direkrut dan bekerja sebagai Tim Supervisi, ternyata memiliki potensi yang besar, maka para lulusan pun memiliki kesempatan untuk bisa mendapatkan promosi menjadi Staf Perkebunan/ di level manajerial,” imbuh Agus.
Dari informasi yang didapat, pihak BGA dalam memenuhi kebutuhan level manajerial/staf perkebunan kelapa sawit dari 3 sumber. Pertama, adalah program regular yang kami sebut sebagai Basic Development Program (BDP) untuk Agronomy, Mill, Traksi & Administrasi, yang kandidatnya adalah para Sarjana terkait.
Kedua, perekrutan pro-hire, kandidat yang sudah berpengalaman. Dan, ketiga, promosi dari internal, Tim Supervisi /Mandor, Kerani dan Admin yang berkinerja baik dan memiliki potensi untuk dikembangkan.
‘Dengan komposisi tiga sumber tersebut, sehingga kebutuhan operasional dapat terus terjaga dan proses kaderisasi atau mempersiapkan calon pemimpin tidak terkendala,” ungkap Agus.
Bahkan, khusus alumni AKPY STIPER, saat ini telah ada beberapa yang menunjukan performance terbaik dan telah mendapatkan promosi menjadi level manajerial salah satunya Aldres Pratama.
“Kami berharap, mudah-mudahan AKPY STIPER terus maju-berkembang dan para lulusannya semakin kompeten, sehingga ikut berkontribusi dan memiliki andil nyata bagi perkembangan perkebunan khususnya kelapa sawit dan secara luas bagi bangsa dan negara ini,” kata Agus.
Menariknya, dalam proses perekrutan pihak perusahaan dapat melakukan seleksi saat mahasiswa ini masih menempuh kegiatan akademiknya atau saat melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
“Inilah salah satu yang memudahkan bagi perusahaan (BGA) dalam menyusun kebutuhan tenaga kerja untuk di lapangan,” pungkas Agus.
Sumber : Sawit Indonesia
Jakarta, SAWIT INDONESIA – “Dari sawit kembali ke sawit”, pernyataan itu dapat menggambarkan perjalanan hidup Aldres Pratama. Anak buruh sawit yang kini bekerja di perusahaan ternama di Indonesia. Saat ini, ia sudah bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan jabatan Asisten Kebun, yang diraih sejak beberapa tahun lalu. Yang, umumnya posisi Asisten Kebun, dijabat oleh lulusan jenjang Sarjana (S1).
Aldres adalah salah satu lulusan angkatan pertama (2016) dari jenjang Pendidikan Diploma I (D1) AKPY STIPER, program Beasiswa SDM Perkebunan Kelapa Sawit, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Yang terlahir dari orangtua dengan profesi sebagai buruh kebun sawit asal Kampar – Riau. Ia lahir dan dibesarkan bersama tiga saudaranya di lingkungan yang tak jauh dari perkebunan kelapa sawit. Penghasilan orangtua didapat dari hasil bekerja sebagai buruh di kebun sawit (pola kemitraan) dan mendapatkan tambahan hasil dari kebun sawit yang dimiliki seluas 2 ha.
Dengan keterbatasan biaya dari orangtua, Aldres mampu menyelesaikan Pendidikan di jurusan IPA, SMA 1 Kampar – Riau, lulus pada 2015. Seperti keingingan anak pada umumnya yang lulus SMA, ia memiliki keinginan melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi. Namun, apa daya keuangan orangtua tidak dapat memenuhinya. Sehingga, saat itu keinginan kuliah hanya menjadi angan.
Dalam waktu setahun (2015 – 2016), Aldreas nganggur, karena asa untuk menjadi mahasiswa telah pupus. Lalu, mencari peruntungan lain dengan mencoba mendaftar sebagai anggota Polisi, namun keberuntungan juga belum bisa didapat.
“Dalam kebimbangan dan keraguan saat itu, saya mendapatkan informasi ada Beasiswa Sawit BPDPKS. Informasi itu, saya dapat dari salah satu anggota kelompok tani yang tergabung di Asosiasi Petani (APKASINDO), yang menyampaikan ada Beasiswa Sawit bagi anak-anak petani sawit,” kenang Alreas, saat menceritakan melalui sambungan telepon, pada Selasa (26 Maret 2024).
“Tanpa waktu lama, saya pun melengkapi persyaratan (administrasi) untuk mengikuti seleksi program Beasiswa SDM PKS – BPDPKS. Singkat cerita dengan segala proses yang dijalani, dinyatakan diterima di program Diploma I AKPY STIPER,” imbuhnya.
Seperti pada umumnya mahasiswa di perguruan tinggi lain, untuk mahasiswa baru akan menjalani kegiatan untuk pengenalan kampus dan bidang yang akan ditapaki.
Aldres pun menjalani proses mulai dari pengenalan kampus hingga bidang (disiplin ilmu) yang akan dipelajari salama setahun ke depan.
“Selama kurang lebih 9 bulan belajar (kuliah) di AKPY STIPER, saya belajar teori dan praktik lapangan. Pelajar-pelajar (materi) itu menjadi bekal untuk melaksanakan magang di perusahaan perkebunan. Namun, sebelum bekerja di perusahaan, kami “belajar kerja” di asosiasi petani (APKASINDO) memasarkan produk alat panen. Hingga akhirnya mendapat kesempatan mendaftar di PT. Bumitama Gunajaya Agro(BGA), diterima dan kini bekerja dan berkarir di perusahaan perkebunan sawit (PT BGA) sejak 2018. Dengan mengawali karir sebagai mantri tanaman,” kata Aldres melalui sambungan telepon.
“Saya sangat bersyukur dengan adanya program Beasiswa SDM PKS dari pemerintah melalui BPDPKS. Walaupun hanya lulusan dari jenjang Diploma I, namun sudah bisa mengantarkan bekerja dan berkarir di perusahaan perkebunan kelapa sawit. Dan, yang paling saya banggakan bisa membantu ekonomi keluarga dari hasil bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit (PT BGA),” kata Aldres dengan bangga.
Singkat cerita, tidak sampai satu tahun bekerja, sudah naik jabatan dari Mantri Tanaman menjadi Mandor I. Kemudian, pada tahun 2019 – 2020 meraih sertifikat Asisten Kebun, hingga saat ini masih menjabat sebagai Asisten Kebun, di PT BGA Kalimantan Barat.
Terkait, kesuksesan alumni Diploma I AKPY STIPER yang kini berkarir di PT. BGA, Human Capital Group Department Head PT. BGA, Agus Sutrisno mengungkapkan dengan bekal keilmuan perkebunan yang diperoleh para lulusan AKPY ini.
“Tepat untuk memenuhi kebutuhan pada posisi Mandor dan Kerani di lapangan. Namun dalam perjalanannya setelah direkrut dan bekerja sebagai Tim Supervisi, ternyata memiliki potensi yang besar, maka para lulusan pun memiliki kesempatan untuk bisa mendapatkan promosi menjadi Staf Perkebunan/ di level manajerial,” ungkapnya, melalui keterangan tertulis.
“Khusus alumni AKPY, saat ini telah ada beberapa yang menunjukan performance terbaiknya dan telah mendapatkan promosi menjadi level manajerial salah satunya adalah Aldres Pratama, mudah-mudahan AKPY terus maju-berkembang dan para lulusannya semakin kompeten, sehingga ikut berkontribusi dan memiliki andil nyata bagi perkembangan perkebunan khususnya kelapa sawit dan secara luas bagi bangsa dan negara ini,” tambahnya.
Sumber : Sawit Indonesia
Saat lulus, para mahasiswa dan mahasiswa mendapat tiga sertfikat sekaligus.
Walau baru tiga bulan berstatus mahasiswi program Diploma Satu Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), perempuan 18 tahun ini sudah tak pusing lagi mencari kerja.
Soalnya dua bulan lalu, Yesica Dwi Mariani sudah dinyatakan lulus menjadi karyawan oleh PT. Astra Agro Lestari (AALI)Tbk. Anak kedua dari dua bersaudara ini bakal jadi mandor.
Perempuan asal Desa Muara Wahau, Kecamatan Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Kalimantan Timur (Kaltim) ini enggak sendirian lolos. Tapi bersama 74 orang lainnya.
Dan Astra, tak sendirian pula datang mencari calon karyawan baru ke kampus milik Instiper Yogya itu. Tapi bersama sekitar 6 perusahaan lainnya.
Hanya saja, Astra dan Karya Mas lah yang dapat banyak. Masing-masing 75 orang. "Dari 450 mahasiswa dan mahasiswi AKPY angkatan 2023, 75 persen sudah dibooking perusahaan," cerita dosen senior AKPY, Hartono, saat berbincang dengan myelaeis.com, kemarin.
Bukan sekali ini saja anak-anak beasiswa sawit kiriman Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) ini dibooking perusahaan meski baru beberapa bulan kuliah. Tapi sudah sejak tiga tahun lalu.
Selain lantaran para pendidiknya adalah para praktisi, rekam jejak para alumni AKPY juga menjadi penguat kepercayaan para perusahaan kepada kampus ini.
"Sudah ada sejumlah alumni yang awal bekerja, mereka menjabat mandor. Tapi setelah 3-4 tahun, mereka justru telah dipromosikan menjadi asisten," cerita lelaki 53 tahun ini. Di antaranya ada di First Resources (FR).
Tak berlebihan sebenarnya jika para perusahaan rebutan dengan anak-anak AKPY ini. Sebab meski kuliahnya cuma setahun, tapi ilmu yang ditransfer kepada mahasiswa dan mahasiswinya, benar-benar ilmu yang dibutuhkan oleh perusahaan saat ini.
Tengoklah waktu mereka Praktek Kerja Lapangan (PKL) di komplek Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP2) Stiper Edu Agro Tourism (SEAT) di Bawen, Ungaran, pekan lalu.
Kebetulan semua mahasiswa ini dibagi dalam tiga gelombang PKL. Gelombang pertama berlangsung dari tanggal 21 Januari 2024.
Lalu gelombang kedua berakhir pada 12 Februari 2024. Sementara gelombang ketiga, akan berlangsung sejak tanggal 20 Februari 2024.
Selama masing-masing 10 hari, mereka dicekoki ragam ilmu. AKPY menyebut acara ini adalah kuliah Learning Factory (LF).
Selama 10 hari itu, semua mahasiswa dan mahasiswa beraktifitas dari pukul 05:00 Wib, hingga pukul 21:00 wib.
Pagi sampai siang di lapangan, siang sampai sore di kelas mengevaluasi hasil kerja dan segala bentuk administrasi, malam membikin perencanaan kerja untuk besok. Selama aktifitas itu, no handphone!
Juli nanti, semua mahasiswa dan mahasiswi ini sudah berangkat lagi magang. Ini lebih lama lagi, tiga bulan.
Lantaran mereka sudah dibooking oleh perusahaan, mereka magang di perusahaan itulah. "Nah, setelah lulus, mereka ini akan dapat tiga sertifikat. Pertama; sertifikat D1. Kedua; sertifikat kompetensi, dan ketiga SK penempatan," terang Hartono.
Bagi AKPY kata ayah dua anak ini, magang tadi adalah bentuk uji kompetensi, namun bagi perusahaan, magang itu adalah training. "Jadi habis training mereka langsung penempatan," katanya.
Sumber : myelaeis.com
Palangka Raya, SAWIT INDONESIA – Dalam rangka mendorong pekebun sawit mendapatkan sertifikasi keberlanjutan atau Indonesian Sustaninable Palm Oil (ISPO), terus dilakukan. Upaya tersebut dilakukan oleh stakeholders sawit melalui kegiatan Workshop dan Sosialisasi “Kemitraan ISPO melalui Kelompok Tani & UKMK Sawit dalam Mendorong Emisi Rendah Karbon”.
Kegiatan ini diinisiasi oleh AKPY – STIPER, SAWIT Center Indonesia, PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA), dan didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Yang diadakan selama empat hari (Rabu – Sabtu/21 – 24 Februari 2023, di Kalimantan Tengah.
Seperti diketahui, pemberlakuan atau implementasi ISPO Pekebun Sawit sudah direncanakan pada 2025 mandatang, sebagai mandatori. Dengan terbitnya kebijakan penerapan ISPO melalui Perpres No 44 tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia. Sesuai dengan Perpres tersebut, pekebun rakyat diberikan masa transisi selama 5 tahun. Jadi, ketentuan ISPO selain diwajibkan bagi perusahaan yang telah berlaku tahun 2020, pemerintah akan memberlakukan hal yang sama untuk pekebun rakyat pada 2025.
Direktur AKPY _ STIPER, Dr. Sri Gunawan, SP, MP, IPU menjelaskan dengan adanya mandatori ISPO Petani sawit dapat naik kelas, dalam mengelola kebun sawit berkelanjutan sesuai dengan tuntutan pasar global. Mengingat kelapa sawit merupakan komoditas global.
“Kegiatan (workshop dan sosialisasi) ini akan memudahkan dan mencari solusi dengan banyak permasalahan yang dihadapi Pekebun sawit dari luasan lahan perkebunan rakyat 6,7 juta ha atau 41% dari total luasan tutupan lahan sawit 16,38 juta ha,” jelas Dr. Sri Gunawan, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi sawitindonesia.com, pada Rabu (21 Februari 2024)
“Antara lain Surat tanah tidak ada, Izin usaha belum ada, Tanaman sawit memasuki usia Tua (lebih dari 20 th), Produktivitas Rendah (perlu Peremajaan), Bibit Tidak Bersertifikat, Rendemen Rendah, Keterampilan SDM Petani kurang update, Sarana dan Prasarana petani yang kurang, biaya produksi jadi Tinggi dan banyaknya Pencurian Kelapa Sawit,” imbuhnya.
Adapun tujuan kegiatan Workshop dan sosialisasi untuk memberikan pemahaman tentang ISPO pada pekebun rakyat. Agar lebih memahami Prinsip dan Kriteria IPSO. Namun, dalam kegiatan ini ada workshop Penyusunan Proposal ISPO, bimbingan teknis tentang peningkatan kapasitas dan kapabilitas Koperasi dan UMKM Petani Kelapa Sawit, khusunya lingkungan yang Lestari
“Dan, memberikan pemahaman Sumber Emisi dan Mitigasi Emisi Carbon, serta akan ada kunjungan lapangan berbasis perkebunan kelapa sawit,” tambah Dr. Sri Gunawan.
Dari informasi yang ada, kegiatan Workshop dan Sosialisasi, diikuti oleh peserta yang terdiri dari khusus Kelompok Tani Kelapa Sawit dari Wilayah Pundu dan Mentaya, Palangka Raya – Kalimantan Tengah, Koperasi Kelapa Sawit, pendamping Kelompok Tani Kelapa Sawit. Dengan total peserta sebanyak 30 orang yang terdiri dari Pekebun, Pengurus Kelompok Tani dan Koperasi (UKMK Kelapa Sawit).
Selama empat hari, peserta akan mendapatkan berbagai materi seperti, Peran BPDPKS terhadap Akselerasi ISPO dan Program Kemitraan, Pengenalan Prinsip dan Kriteria ISPO; Tujuan dan Manfaat ISPO bagi Petani oleh Ditjenbun – Kementerian Pertanian, Legalitas Lahan dan Kelompok, Praktek Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan atau Good Agriculture Practuices (GAP), Emisi GHG (identifikasi sumber emisi dan cara penguraan emisi).
Selanjutnya, materi Pengenalan Kebun Sawit Swadaya Rendah Emisi Untuk Lahan (Pembukaan Lahan, HCV, HCS dan Gambut), Praktek Pembuatan Proposal ISPO/Sarpras, Kunjungan Mill, Lab Riset, Biochar, Komposting, Rumah Cacing, dll, Kunjungan ke Demplot Tanaman Rendah Emisi Carbon, dan Praktek Penyusunan Proposal dan Memasukkan ke Sistem.
“Kegiatan ini untuk mendukung akselerasi ISPO, yang melibatkan Stakeholders antara lain BPDPKS, PT BGA dan Perusahaan-perusahaan kelapa sawit terdekat, Kelompok Tani (Poktan), Koperasi, UKMK Sawit, Dinas Perkebunan Setempat, Ditjenbun – Kementerian Pertanian, dan Perguruan Tinggi,” ungkap Dr. Sri Gunawan.
“Setelah kegiatan (workshop), para pekebun, kelmpok tani, Koperasi dan UKMK Kelapa Sawit harus NAIK KELAS, pada 2025 mendatang Pekebun memiliki Sertifikat ISPO. Dampak Setelah mendapatkan sertifikasi ISPO (Peningakatan Produksi, TBS diterima Pasar karena Legal dan Sah, Kelestarian Lingkungan terjaga, Emisi Carbon Rendah, Peningkatan Usaha dan Kesejahteraan Pekebun, Poktan dan UKMK Sawit) Lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit Lestari dan. Kelompok tani dan UKMK sawit dapat Membuat Proposal dan Lolos Pendanaan ISPO dari BPDPKS,” pungkasnya.
Pada kesempatan berbeda, Helmi Muhansyah, Kepala Divisi UKMK BPDPKS menyampaikan pihaknya melihat kegiatan (workshop dan sosilisasi) sangat compatible, mudah-mudahan kegiatan ini bisa mendorong percepatan ISPO.
Sesuai dengan materi yang disampaikan, salah satunya, Praktek Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan atau Good Agriculture Practuices (GAP). Materi ini akan menambah kemampuan petani dalam mengelola perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
“Pada prinsipnya, kami mendukung kegiatan kemitraan ISPO, justru bisa untuk meng-counter black campaign yang kerap ditujukan ke industri sawit. Sebab ISPO menitikberatkan pada keberlanjutan dan tata kelola perkebunan sawit yang lebih baik,” ucapnya melalui sambungan telepon.
Sumber : Sawit Indonesia
Yogyakarta, SAWIT INDONESIA – Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta – STIPER, perguruan tinggi di bawah naungan Yayasan Pendidikan Kader Perkebunan Yogyakarta (YPKPY), kembali dipercaya untuk menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Ditjen Perkebunan – Kementerian Pertanian. Untuk penyelenggaraan Pendidikan Vokasi program Diploma I tahun akademik 2024 – 2025 dan pelatihan petani kelapa sawit.
Hal itu disampaikan oleh Direktur AKPY STIPER, Dr. Sri Gunawan, SP, MP, IPU, saat memberikan sambutan pada kegiatan Buka Bersama, yang dihadiri 438 mahasiswa, tenaga pendidik, perwakilan Yayasan (YPKPY), dan tokoh lingkungan setempat (RT dan Dukuh), yang diadakan di kampus AKPY STIPER, Sleman – Yogyakarta, pada Rabu (20 Maret 2024).
Diungkapkan Dr. Sri Gunawan, pihaknya bersyukur masih dipercaya oleh BPDPKS dan Ditjen Perkebunan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, bagian dari program pengembangan sumberdaya manusia perkebunan kelapa sawit (Pengembangan SDM PKS).
“Untuk Pendidikan (Beasiswa Sawit), kami masih dipercaya untuk menyelenggarakan Pendidikan vokasi program Diploma I di tahun mendatang (akademik 2024 – 2025), dengan kuota (jumlah) akan ditingkatkan dibanding tahun lalu. Selain itu, untuk Pelatihan petani kelapa sawit jumlah pesertanya juga ditambah, kurang lebih 996 peserta dari petani kelapa sawit yang ada di provinsi sentra-sentra kelapa sawit, yang akan diadakan selama tiga bulan, di tahun ini,” ungkapnya.
“Tidak lupa, kami sampaikan terima kasih atas kerjasama dan kerja cerdas dari tenaga pendidik, para alumni dan mahasiswa, sehingga AKPY STIPER masih dipercaya oleh mitra (perusahaan), dan support dari yayasan (YPKPY). Kesuksesan inilah yang menjadi faktor BPDPKS masih memberikan kepercayaan kepada AKPY STIPER untuk menyelenggarakan pendidikan vokasi Diploma I dan pelatihan. Dengan jumlah yang terus ditingkatkan setiap tahunnya,” tambah Dr. Sri Gunawan.
Diketahui, AKPY STIPER merupakan salah satu perguruan tinggi yang sejak 2016 menyelenggarakan Pendidikan vokasi Beasiswa Sawit BPDPKS, bagian dari skema dalam meningkatkan dan mengembangkan SDM PKS, program dari BPDPKS dan Ditjen Perkebunan.
Melalui program pengembangan SDM PKS, diyakini SDM mempunyai peran penting dan strategis dalam sistem produksi kelapa sawit. Pengembangan SDM ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja saja, tetapi harus mampu menghadapi tantangan dan berperan aktif dalam menciptakan sistem industri kelapa sawit yang sustainable.
Penyiapan SDM menjadi bagian penting dalam meningkatkan kinerja perkebunan kelapa sawit. Namun, upaya ini memerlukan keterlibatan semua stakeholder, seperti perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lain, perusahaan perkebunan, dan pusat penelitian.
Program pengembangan SDM merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk mempersiapkan SDM sistem industri kelapa sawit, terutama untuk sektor hulu dan pabrik kelapa sawit, dengan prioritas perkebunan rakyat.
“Adapun maksud dan tujuan penyelenggaraan program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit yaitu (1) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kemandirian, dan berdaya saing, dan (2), Meningkatkan kemampuan teknis, manajerial, dan kewirausahaan,” kata Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, dikutip dari laman resmi bpdp.or.id.
Sumber : Sawit Indonesia
AKPY – STIPER berupaya mendidik calon mandor dan krani profesional dengan memperdalam pengetahuan, karakter dan budaya kebun.
Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY – STIPER) kembali adakan praktik kerja lapangan (PKL) atau learning factory bagi mahasiswa-mahasiswinya. Setelah kurang lebih 5 bulan belajar teori di kampus. Kegiatan Learning Factory ini menjadi kegiatan wajib yang diikuti mahasiswa-mahasiswinya.
Berbeda dengan perguruan tinggi lainnya, Pendidikan Vokasi yang dijalankan AKPY – STIPER untuk program Diploma I (Beasiswa Sawit- Badan Pengelolan Dana Perkebunan Kelapa Sawit/BPDPKS), dalam melaksanakan learning factory dengan pendekatan learning by doing.
Dengan metode learning by doing (belajar sambil melaksanakan/mempraktikkan) dinilai cukup efektif dalam mentransfer know ledge bagi mahasiswa-mahasiswi program Diploma I (program studi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit dan program studi Pembibitan Kelapa Sawit).
Direktur AKPY – STIPER, Dr. Sri Gunawan, SP, MP, IPU mengatakan kegiatan learning factory yang dilaksanakan merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi program Diploma I. Mahasiswa/i tidak dapat absen pada kegiatan ini. Sebagai upaya memperdalam materi dan praktik, setelah mendapatkan teori di kelas.
“Dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan atau yang kami sebut learning factory dilaksanakan di laboratorium kebun (Kebun Penelitian dan Pendidikan/KP2 Ungaran – Semarang),” katanya, saat ditemui di lokasi kegiatan learning factory, beberapa waktu lalu.
“Pelaksanaan di laboratorium kebun, bukan tanpa alasan. Kami ingin mahasiswa-mahasiswi dapat langsung mempraktikkan teori yang sudah dipelajari selama di kelas. Sehingga mereka (mahasiswa/i) tidak lagi berpikir abstrak melainkan langsung dapat melihat objek yang dipelajari dan dipraktikkan,” imbuh Dr. Sri Gunawan.
Selama kegiatan learning factory mahasiswa/i mendapat materi mulai dari persiapan lahan dan penanaman, pembibitan, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM), pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) dan panen.
Diungkapkan Dr. Sri Gunawan, semua materi diberikan dan dipraktikkan. Secara teknis kegiatan learning factory, selama dua pekan dilaksanakan dan dipandu oleh instruktur yang terdiri dari dosen senior dan praktisi kebun, serta dosen junior sebagai pendamping di setiap kelompok.
“Pagi praktik di lapangan (kebun), sore hari evaluasi dan praktik cara berhitung dan merinci pekerjaan untuk esok harinya. Hal itu, dilakukan sebagai upaya untuk persiapan kegiatan magang di perusahaan dan perkebunan rakyat, yang dilaksanakan pada Juni mendatang, sebelum kelulusan atau wisuda,” ungkapnya.
Pada tahun ini, pelaksanaan Learning Factory 2024 terbagi menjadi tiga gelombang, yang dilaksanakan sejak 20 Januari – Februari 2024. Gelombang pertama diikuti oleh 150 mahasiswa, gelombang kedua diikuti 150 mahasiswa dan gelombang ketiga diikuti 127 mahasiswa.
Ketua Pelaksana Learning Factory 2024, Wanda Aji Atmaka menambahkan agar lebih fokus dalam pelaksanaanya seperti pada tahun-tahun sebelumnya, dibagi menjadi beberapa gelombang.
“Hal ini bertujuan agar mahasiswa bisa lebih fokus dalam belajar dan praktik di kebun. Selain itu, instruktur dan pendamping juga lebih mudah dalam mengontrol selama pelaksanaannya,” katanya, saat di lokasi kegiatan Learning Factory, pada Sabtu (20 Januari 2024).
Sebagai informasi, mahasiswa/i program Diploma I (Beasiswa Sawit BPDPKS), kelak setelah menyelesaikan studi di AKPY – STIPER akan bekerja sebagai mandor atau krani di perusahaan dan penyuluh di perkebunan sawit rakyat.
Sumber : Sawit Indonesia
Ungaran, SAWIT INDONESIA – AKPY STIPER kembali adakan kegiatan Learning Factory yang wajib diikuti bagi mahasiswa – mahasiswinya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan, di Kebun Pendidikan dan Pelatihan (KP2) INSTIPER, Ungaran – Jawa Tengah.
Di tahun ini, kegiatan Learning Factory diikuti 439 mahasiswa/i, namun dalam pelaksanaannya terbagi menjadi tiga gelombang. Gelombang pertama diselenggarakan mulai 21 Januari – 2 Februari 2024 diikuti 154 mahasiswa, gelombang kedua pada 2 – 13 Februari 2024, diikuti 156 mahasiswa, gelombang ketiga 17 – 29 Februari 2024, diikuti 129 mahasiswa.
Direktur AKPY STIPER, Dr. Sri Gunawan, SP., MP., IPU mengatakan masih seperti tahun-tahun sebelumnya, praktik kerja lapangan atau istilah kami, Learning Factory (LF) diadakan sebagai upaya memperkuat kompetensi dalam budidaya tanaman kelapa sawit, bagi mahasiswa.
“Dalam pelaksanaan Learning Factory sejak awal dipraktikkan, kami menggunakan metode learning by doing. Kami melihat metode ini sangat efektif untuk menyampaikan dan memperkuat pemahaman materi,” kata Sri Gunawan, saat ditemui di lokasi kegiatan Learning Factory, pada Minggu (21 Januari 2024).
Kenapa metode ini cukup efektif, lanjutnya, mahasiswa selain mendapatkan materi, mahasiswa juga langsung praktik di lapangan (kebun). Jadi, objek yang dipelajari ada tidak hanya teori melainkan langsung praktik dari materi yang dipelajari. “Dan, dalam praktiknya (Learning Factory) menghadirkan instruktur (dosen dan praktisi) yang kemampuannya cukup baik untuk mentransfer knowlegde terkait budidaya tanaman kelapa sawit, sebagai bekal mahasiswa untuk magang di perusahaan perkebunan dan kelembagaan petani sawit (koperasi),” Sri Gunawan.
Adapun materi yang disampaikan pada mahasiswa pada kegiatan Learning Factory 2023 yaitu Persiapan Lahan, Pembibitan (Pre Nursery dan Main Nursery), pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), Tanaman Menghasilkan (TM), dan Panen. Materi-materi tersebut disampaikan pada shelter-shelter yang sudah disiapkan di kebun.
Dari informasi yang didapat redaksi sawitindonesia.com, yang menarik metode learning by doing (belajar dan melakukannya). Dalam realitasnya, metode learning by doing menunjukkan hasil lebih baik dari pada pembelajaran berbasis text book.
Proses pembelajaran dengan metode learning by doing, setiap pelakunya berhadapan langsung dengan obyek atau bidang kerjanya sekaligus memikirkan untuk mencari pemecahan masalah yang ditemui. Proses tanya jawab sambil bekerja bersama mentor atau instruktur lebih berpeluang bagi mahasiswa untuk mengadopsi nilai-nilai, metode dan pemikiran baru.
Sumber : Sawit Indonesia
Ungaran, SAWIT INDONESIA – Sejumlah 100 mahasiswa-mahasiswa Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta atau AKPYSTIPER, yang sudah lolos seleksi program magang sekaligus On Job Training (OJT) di PT Karyamas Plantation mendapat motivasi. Motivasi yang dikemas dengan berbagai games (permainan), diselenggarakan di Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP2) INSTIPER, di Ungaran, Jawa Tengah, pada Sabtu – Minggu, 20 – 21 Januari 2024.
Jumlah mahasiswa di atas hanya sebagian dari mahasiswa-mahasiswa AKPY STIPER terdiri dari program Beasiswa Sawit Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, pendidikan vokasi Diploma I, dengan program studi Pemeliharaan Kelapa Sawit dan Pembibitan Kelapa Sawit.Yang ditahun ini jumlah totalnya mencapai 439 mahasiswa-mahasiswa.
Motivasi diberikan langsung oleh tim dari PT Karyamas Plantation. Selama dua hari, mahasiswa-mahasiswa mengikuti rangkaian kegiatan yang sudah dirancang, salah satunya dengan permainan Trust Fall untuk membangun kepercayaan diri. Dan, masih ada beberapa permainan lainnya.
Meskipun hanya dalam permainan, namun yang harus diingat adalah dalam konteks membangun kepercayaan pada orang lain juga harus bisa diandalkan. Itu artinya semua berasal dari diri sendiri. Tujuan dari permainan Trust Fall untuk menumbuhkan rasa saling percaya pada seluruh anggota kelompok (tim).
Deputy Managing Director, PT Karyamas Plantation, Michael Adryanto menyampaikan dari sisi perusahaan (PT Karyamas Plantation), ada beberapa tujuan dengan kegiatan untuk mahasiswa-mahasiswa AKPY STIPER. Diantaranya, ingin membangun kedekatan dengan mahasiswa yang dinyatakan lolos seleksi program Magang. Saling mengenal satu sama lain (mahasiswa), sehigga nantinya akan lebih mudah dalam membangun tim. Memberikan gambaran bidang ingin ditapaki untuk berkarir di perusahaan perkebunan.
“Dari sisi pengalaman mereka (mahasiswa) belum memiliki pengalam kerja dibanding dengan pekerja yang nantinya akan menjadi bawahan (pekerja panen dan perawatan tanaman di kebun). Lalu, dari sisi fisik juga bisa dikatakan berbeda. Modal apa yang mestinya menjadi bekal mereka,” kata Michael.
Untuk itu, ia menambahkan modal apa yang harus dimiliki? “Pertama, harus diperkuat pengetahuannya (knowlegde), ini yang harus dikapitalisasi, Mereka harus belajar sungguh-sungguh mempelajari materi-materi budidaya kelapa sawit. Supaya di lapangan bisa menunjukkan kinerjanya berbasis pengetahuan. Kedua, pendekatan emosional dengan komunikasi yang baik dengan pekerja yang lebih tua dari sisi usia,” tambah Michael. saat ditemui di lokasi kegiatan.
Selanjutnya, Michael mengatakan, ke depan, Anda masuk ke perusahaan bukan hanya sebagai pekerja melainkan juga menjadi pemimpin (Mandor). Yang dipimpin jauh lebih senior dan berpengalaman. “Untuk itu, Anda harus mempunyai kepercayaan dan bekal yang kuat dengan knowlegde. Di sisi lain Anda harus menunjukkan karena Anda memiliki hal-hal yang patut diandalkan,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur AKPY STIPER, Dr. Sri Gunawan, SP, MP, IPU, mengutarakan kalian (mahasiswa) harus siap datang dan kerasan (betah) untuk terjun ke lapangan, itu yang sering disampaikan di perkuliahan. Kalian akan menjadi seorang forman atau mandor di kebun, kalau kalian memiliki kinerja yang bagus karirnya cepat naik menjadi Asisten Kebun.
“Mudah-mudahan kalian prestasinya lebih baik karena belajarnya secara langsung di perusahaan. Meski kalian hanya D1, tetapi materi yang dipelajari selama menempuh pendidikan program D1 di AKPY STIPER, kompetensi atau materi setara dengan materi di program Sarjana (S1). Mulai dari persiapan lahan hingga panen, bahkan materi ISPO juga diberikan. Selain itu, materi sosiologi, antropologi serta kewirausahaan juga diberikan sebagai bekal,” ujarnya.
“Itu semua menjadi bekal kalian, untuk bekerja dan berkarir di perusahaan perkebunan kelapa sawit. Kembali saya sampaikan terima kasih pada PT Karyamas Plantation yang sudah menyeleksi dan merekrut mahasiswa AKPY Stiper pada program magang sekaligus OJT,” imbuh Sri Gunawan, di lokasi yang sama.
Sumber : Sawit Indonesia
Tahun 2023 AKPY Dipercaya Mengelola Beasiswa SDM Sawit Sebanyak 440 (22 %) Mahasiswa dari total Kuota
di AKPY terdapat 2 (Dua) Program Studi yang dapat dipilih, Yaitu:
- Ahli Pratama (D1) Pembibitan Kelapa Sawit 🌴
- Ahli Pratama (D1) Pemeliharaan Kelapa Sawit 🌴
Kuliah Langsung Kerja
Pilihan PERTAMA Wajib AKPY Guyssss
Informasi Lengkap Beasiswa SDM Sawit dapat diakses secara ONLINE melalui:
http://beasiswasdmsawit.id
Waktu Pendaftaran & Finalisasi Data: 13 Mei s/d 19 Juni 2023
Kontak Person Kampus
Admin 1 AKPY : 0822 4411 1225
Admin 2 AKPY : 0858 0101 7339
Sharing Pendaftar Link WA Group : 👇🏻
https://bit.ly/beasiswasawit2023
Informasi Pendaftaran Pusat :
- DITJENBUN 1 : 087873476434
- DITJENBUN 2 : 085219391389
- DITJENBUN 3 : 082122125605
Maju dan Sukses Bersama AKADEMI KOMUNITAS PERKEBUNAN YOGYAKARTA
Istimewa Kotanya
Hebat Kampusnya
Yogyakarta, SAWIT INDONESIA – Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY – STIPER), menggelar rangkaian kegiatan dalam rangka mensyukuri kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan berjalan dengan baik, dan berdo’a untuk kelancaran kegiatan yang akan dilaksanakan, yang dikemas dalam rangkaian kegiatan Buka Bersama.
Acara buka bersama menjadi momentum untuk melakukan do’a bersama sebagai bentuk rasa syukur dan berdo’a untuk kelancaran kegiatan yang tengah dipersiapkan salah satunya program Magang yang wajib diikuti mahasiswa di perusahaan kelapa sawit dan perkebunan sawit rakyat, pada Juni mendatang. Rangkaian acara buka bersama, dilaksanakan pada Sabtu lalu, (1 April 2023), di kampusnya.
Direktur AKPY – STIPER, Dr. Sri Gunawan, SP, MP, IPU mengutarakan pihaknya mengajak pada jajaran dari yayasan, staf pendidik, dan dosen, mahasiswa untuk bersyukur atas kegiatan yang sudah dilaksanakan dari kegiatan Bintalfisdisbun, proses pembelajaran (teori di kampus) hingga learning factory (praktik lapangan) berjalan dengan baik. Dan, untuk berdo’a agar mahasiswa diberikan kemudahan dalam melaksanakan program Magang yang akan dilaksankan pada Juni mendatang.
“Untuk itu, pada momentum buka bersama ini, kami mengajak untuk bersyukur dan berdo’a agar kemudahan dan kelancaran diberikan pada kita semua dalam setiap melaksanakan kegiatan/aktivitas,” ujarnya, saat ditemuidi lokasi, pada Sabtu lalu.
Selanjutnya, Dr. Sri Gunawan mengatakan selain kegiatan bersyukur dan do’a bersama. Kami sampaikan ucapan terima kasih pada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Ditjen Perkebunan yang sejak 2016 lalu hingga sekarang telah memberikan kepercayaan pada lembaga pendidikan (AKPY) untuk menyelenggarakan pendidikan Diploma I, program Beasiswa Sawit.
“Kepercayaan (amanah) ini, kami berupaya untuk dijalankan dengan baik. Kepercayaan ini adalah tanggung jawab yang sudah semestinya dilaksanakan dengan baik,” tambahnya.
Seperti diketahui, AKPY – STIPER sejak 2016 mendapat kepercayaan sebagai lembaga pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan Diploma I, program Beasiswa Sawit, dengan jumlah mahasiswa hampir setiap tahunnya bertambah. Untuk tahun 2022, mendidik mahasiswa lebih dari 300 mahasiswa, dan di tahun ini akan bertambah.
Selain itu, pada kesempatan itu diungkapkan beberapa capaian yang telah diraih oleh AKPY – STIPER sepanjang 2022, diantaranya riset yang dilakukan terpilih pada Grent Riset yang diadakan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), dan meraih award pada kategori Lembaga Pendidikan Sawit Terbaik, pada akhir tahun lalu. Dan, masih banyak capaian yang baik yang telah diraih.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Pendidikan Kader Perkebunan Yogyakarta (YPKPY), Dr. Purwadi menyampaikan pihaknya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan pimpinan AKPY, dari sisi pekerjaan (tugas) dari tahun ke tahun terus meningkat, kalau dari jumlah mahasiswa sejak awal kuota-nya terus bertambah. “Amanah dan tugas yang diberikan adalah tanggung jawab, untuk itu kami mengajak para stakeholders AKPY untuk melaksankannya dengan baik,” katanya, saat ditemui usai acara.
Dikatakan Dr. Purwadi, ini yang membedakan AKPY – STIPER dengan lembaga pendidikan tinggi lainnya. Setelah mahasiswa Diploma I (program Beasiswa Sawit) menyelesaikan teori dan praktik lapangan (learning factory), dan saat ini tengah mempersiapkan program Magang pada Juni mendatang, dengan penguatan teori. “Maka, pada momen buka bersama mahasiswa diajak untuk mensyukuri kegiatan yang sudah dijalankan dengan do’a bersama, untuk kelancaran kegiatan-kegiatan yang tengah dipersiapkan, salah satunya program Magang,” pungkasnya.
JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY – Stiper) menjadi salah lembaga pendidikan yang meraih penghargaan (red-Award) kategori lembaga pendidikan SDM Sawit.
Penyerahan Award diserahkan secara langsung oleh Pemimpin Redaksi Majalah Sawit Indonesia, Qayuum Amri kepada Direktur AKPY – Stiper, Dr. Sri Gunawan, MP, IPU, pada gelaran Talkshow dan Sawit Indonesia Award 2022, di salah satu hotel di Jakarta, pada Rabu (14 Desember 2022).
Sri Gunawan mengatakan pihaknya bangga dapat meraih Award kategori lembaga pendidikan SDM Sawit. “Memang sejak awal berdiri (AKPY- Stiper) sangat konsen pada pengembangan SDM Sawit, terutama untuk level Mandor, Kerani dan Operator Mill (Operator Pabrik Kelapa Sawit) di perkebunan sawit baik perkebunan sawit rakyat maupun perusahaan perkebunan sawit, serta pelatihan petani sawit,” ujarnya, saat ditemui di lokasi gelaran Talkshow dan Sawit Indonesia Award 2022, pada Rabu (14 Desember 2022).
Lebih lanjut, ia mengatakan sekali lagi saya tekankan. “Kami sangat memahami kebutuhan SDM Sawit pada level Mandor, Kerani dan Operator Mill di industri sawit. Pasalnya, SDM Sawit untuk level-level tersebut mempunyai peran yang penting sehingga harus memiliki kompetensi yang baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas,” lanjut Sri Gunawan.
“Terlebih dengan adanya program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang digagas pemerintah yang tujuannya tak lain untuk meningkatkan produksi dan produktivitas perkebunan sawit rakyat. Pada program PSR memerlukan SDM yang memahami Good Agriculture Practices (GAP) dan Best Management Practices (BMP) yang baik sehingga tidak ada lagi kekeliruan dalam menanam bibit sawit dan perawatan yang salah yang berakibat rendahnya produktivitas tanaman kelapa sawit. Mulai dari bibit sawit palsu hingga perawatan tananam kelapa sawit yang tidak sesuai prosedur yang berdampak pada kerugian ekonomi pada petani sawit,” imbuh Direktur AKPY – Stiper.
Ucapan selamat pada AKPY – Stiper juga diutarakan Qayuum Amri. Pihaknya dengan bangga menyerahkan penghargaan pada lembaga pendidikan (AKPY – Stiper). “Mudah-mudahan dengan penghargaan yang diterima menjadi motivasi bagi lembaga pendidikan yang fokus pada pengembangan SDM Sawit, salah satunya AKPY – Stiper. Karena pada gelaran Sawit Indonesia Award 2022, pihak panitia tidak hanya memberikan penghargaan kategori lembaga pendidikan SDM Sawit hanya pada AKPY – Stiper. Melainkan di tahun ini kami memberikan pada tiga lembaga pendidikan SDM Sawit yaitu AKPY – Stiper, Best Planter Indonesia (BPI) dan INSTIPER Yogyakarta,” ungkapnya, usai acara Talkshow dan Sawit Indonesia Award 2022.
Menurutnya, pengembangan SDM Sawit perlu terus ditingkatkan agar perkebunan sawit lebih baik dan produksi dan produktivitasnya tetap terjaga serta meningkat. “SDM Sawit dengan kompetensi yang baik menjadi kunci sukses industri sawit Indonesia yang menjadi komoditas unggulan dan mampu meningkatkan ekonomi nasional,” tegas Qayuum.
PT. Astra Agro Lestari merupakan perushaan perkebunan kelapa sawit yang memiliki perkebunan diwilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
PT. Astra Agro Lestari saat ini bekerjasama dengan AKPY STIPER Yogyakarta untuk mengajak mahasiswanya mengikuti progra magang sebagai mandor tanaman.
melalui program ini anda akan diajarkan langsung teknis dilapangan perkebunan kelapa sawit serta peluang karir yang cukup besar untuk dapat bekerja di perusahaan kami.
Syarat :
1. Mahasiswa Aktif D1 AKPY
2. Bersedia langsung bergabung dengan astra selesai program magang apabila terpilih
3. bersedia ditempatkan diseluruh perkebunan Astra Agro (Sumatera, kalimantan, Sulawesi)
Salam Sawit Indonesia, Industri sawit tidak dapat dilepaskan dari dukungan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sebagai industri padat karya, komoditas ini mengandalkan kemampuan pekerja dalam upaya peningkatan produkvitas dan memaksimalkan profitabilitas. Sumberdaya manusia (SDM) di perkebunan sungguh menentukan performa manajemen kebun, mengingat pada awalnya perkebunan adalah industri padat karya. Bahkan SDM Perkebunan atau sering disebut Planter perlu memiliki kompetensi khusus karena harus bekerja dengan kondisi sumberdaya yang sebagian sulit dikontrol. Harus diakui kebutuhan kompetensi SDM di perkebunan kelapa sawit terus berubah sesuai tantangan dan permasalahan lapangan serta kebutuhan manajamen kebun. Awalnya seorang planters cukup memiliki kompetensi teknis agronomis, dalam perkembangan selanjutnya muncul isu-isu terkait lingkungan. Lalu kebutuhan kompetensi seorang planters perlu ditambah dengan kompetensi tata kelola, lingkungan, dan sosial. Sekarang ini, SDM pekebun juga dipersyaratkan dapat beradaptasi dengan penggunaan teknologi digital. Sebagian besar perkebunan sawit terutama yang dikelola grup besar telah mengikuti perkembangan teknologi seperti digitalisasi, IoT, dan artificial intelligence. Untuk itu, pekerja sawit tidak dapat menghindari dari aplikasi teknologi. Rubrik Sajian Utama mengulas AKPY–STIPER yang mengadakan uji kompetensi profesi mandor kepada SDM DAN DIGITALISASI SAWIT mahasiswa program D-1 Beasiswa BPDPKS. Kegiatan uji kompetensi dijalankan kepada mahasiswa Diploma I program studi Perawatan Tanaman Kelapa Sawit dan Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit. Peserta uji kompetensi ini adalah mahasiswa yang akan lulus atau usai menjalankan program magang di perusahaan atau di perkebunan sawit rakyat. Kegiatan uji kompetensi yang diikuti mahasiswa AKPY – STIPER untuk okupasi Mandor Tanaman Kelapa Sawit mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dari Kementerian Tenaga Kerja (Permenaker No 414 tahun 2015) dan Peraturan Menteri Pertanian tentang Jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Tenaga Kerja Bidang Perkebunan Kelapa sawit. Itu sebabnya, sertifikasi bagi calon mandor ini menjadi penting bagi mahasiswa D-1. Rubrik Hot Issue edisi ini mengulas penerapan digitalisasi di perkebunan sawit yang sudah menjadi kebutuhan. Dukungan dari perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan solusi ICT seperti PT Link Net Tbk dapat dimanfaatkan bagi pengembangan digitalisasi. Kualitas jaringan internet PT Link Net Tbk tidak perlu diragukan karena didukung Kacific sebagai operator satelit. Pembaca kami ucapkan terima kasih atas dukungan dan perhatian yang diberikan kepada Majalah Sawit Indonesia. Sebagai informasi Majalah Sawit Indonesia akan hadir menjadi peserta pameran Indonesian Palm Oil Confrence (IPOC) yang dijadwalkan 2-4 November di Nusa Dua. Kami tunggu kehadiran Bapak/ Ibu berkunjung ke booth kami
"Muda-mudahan di Luwu Utara ada SMK yang spesifik di kelapa sawit. Ada beasiswa yang bekerja sama BPDPKS dengan Pemkab Luwu Utara"
RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) melakukan pelatihan kepada 210 petani sawit dari Luwu Utara (Lutra) di Makassar sejak 29 Juli-7 Agustus 2022. Pelatihan tersebut dilakukan bekerja sama Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, dan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara (Pemkab Lutra).
Direktur Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), Sri Gunawan mengatakan, Indonesia merupakan tanah yang subur. Apapun yang akan ditanam bisa tumbuh subur.
"Ironisnya, komoditas pertanian di Indonesia ini tidak ada satu komunitas yang menang dengan luar negeri kecuali kelapa sawit," kata Sri Gunawan pada Selasa, 2 Agustus.
Disebutkan, di Indonesia banyak daerah penghasil kelapa sawit. Salah satunya Lutra meski hanya sekitar 24.000 Ha atau sekitar 2% dari jumlah nasional. Dipilihnya Lutra sebagai salah satu Kabupaten tujuan pelatihan karena kekompakan para petani sawit di Lutra.
"Di Indonesia banyak kabupaten pengahasil kelapa sawit. Hanya 18 kabupaten dan Kabupaten Lutra mendapatkan pelatihan ini. Meskipun hanya 0,02 persen tapi petani kelapa sawit di Luwu Utara sangat solid, buktinya ditunjuk Kementerian Pertanian untuk diadakan pelatihan ini," sebutnya.
Dengan pelatihan tersebut, ke depan ia berharap pertanian Sawit di Luwu Utara menjadi percontohan nasional dan ramah lingkungan. Pasalnya, kata Sri Gunawan kelapa sawit merupakan komoditas global dan banyak ancaman dari negera penghasil minyak nabati.
"Permasalahan pertama adalah legalitas lahan, kemudian perubahan iklim. Sehingga petani harus menyatu dengan perubahan iklim. Pupuk juga jadi masalah yang saat semakin mahal," ujarnya menambahkan.
Demi mewujudkan produktivitas sawit secara disebutkan ada tiga kata kunci diantaranya SDM harus terampil dan kompeten, kelembagaan yang sehat dan mandiri, teknologi yang tepat dan ramah lingkungan. Melalui pelatihan akan memberi pemahaman cara mengelola kelapa sawit, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan.
Ia juga berharap para peserta pelatihan menerapkan teknik budidaya kelapa sawit berkelanjutan, menularkan ilmu pelatihan dan menumbuhkan kelembagaan kelapa sawit yang berbadan hukum.
"Muda-mudahan di Luwu Utara ada SMK yang spesifik di kelapa sawit. Ada beasiswa yang bekerja sama BPDPKS dengan Pemkab Luwu Utara. Kita siap membantu pengembangan SDM dan pengelolaan kelapa sawit supaya lebih maju dan berkembang. Penguatan seperti seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar nantinya komoditas kelapa sawit bisa menjadi juara diantara komoditas lainnya," tandasnya.
Kepala Bidang Pengembangan SDM Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Eva Lizarni mengungkapkan, kegiatan pelatihan tersebut sudah berlangsung selama dua tahun dan sudah menghasilkan rekomendasi 2.507 orang dari 9 kabupaten.
Berkat kerjasama BPDPKS dengan Kementerian Pertanian pada tahun 2021 pihaknya menyedikan sebanyak 600 beasiswa pendidikan dalam rangka menghasilkan bibit-bibit muda petani sawit,
"Tahun ini ada 1.000 orang mendapatkan beasiswa, saat ini sudah 7 orang yang lulus administrasi dari Luwu Utara. Nantinya kita akan lebih meningkatkan komunikasi lagi dengan pihak Pemkab Luwu Utara, agar lebih banyak lagi generiasi penerus komoditas pertanian kelapa sawit," katanya.
Sementara itu, Bupati Lutra, Indah Putru Indrani yang menyempatkan hadir pada acara pelatihan di Makassar berharap dengan pelatihan tersebut para petani punya wawasan yang dapat dipraktekkan setelah kembali ke Luwu.
"Kami apresiasi dan berharap kegiatan tidak berharap sampai di sini. Namun banyak pelatihan-pelatihan lain yang perlu dilakukan," katanya.
Selain itu, ia menyebut komitmen pemerintah Lutra untuk terus mendukung program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang dianggap cukup berhasil. Program ini diharapkan mampu mensejahterakan para petani sawit.
"Selama ini kami selalu mengawal program PSR yang telah berlangsung berapa tahun terakhir. Hasil evaluasi monev cukup bagus. Itu karena dari Pemda Lutra melakukan pendampingan," jelasnya.
Selain itu, Bupati dua periode tersebut berharap yang masuk dalam asosiasi atau kelompok tani kelapa sawit adalah mereka yang betul-betul petani sawit. Olehnya itu dianggap perlu untuk melakukan identifikasi dan verifikasi dengan baik dan benar.
"Memastikan bahwa yang masuk kelompok yang memang petani sawit. Dibutuhkan indentifikasi dan verisikassi pemilik lahan, ini sangat penting," sebutnya.
"Kami berkomitmen memberikan perlindungan karena mereka adalah tulang punggung kita. Diharapkan melalui asosiasi apa yang disuarakan akan lebih didengar," katanya.
WAJAHINDONESIA.CO.ID, MAKASSAR – Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit Pelatihan Penguatan Kelembagaan dan Pelatihan Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit digelar untuk petani kelapa sawit Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kegiatan pelatihan tersebut berlangsung sejak 29 Juli-7 Agustus 2022 di Hotel Best Western, Kota Makassar, Sulsel dengan menghadirkan sebanyak 210 petani sawit dari Luwu Utara.
Pelatihan ini diadakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, dan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara (Pemkab Lutra).
Direktur Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), Sri Gunawan dalam sambutannya mengatakan, di Indonesia ada banyak daerah penghasil pertanian kelapa sawit.
“Di Indonesia banyak kabupaten pengahasil kelapa sawit. Namun hanya Ada 18 kabupaten dan Kabupaten Luwu Utara mendapatkan pelatihan ini. Saya ucapkan terima kasih kepada Bupati Lutra yang hadir memberikan support kepada petani,” ungkapnya mengawali sambutan.
Ia menjelaskan, Indonesia merupakan tanah yang subur, apapun yang akan ditanam bisa tumbuh subur.
“Ironisnya, komoditas pertanian di Indonesia ini tidak ada satu komunitas yang menang dengan luar negeri kecuali kelapa sawit,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, Luwu Utara merupakan penghasil komoditas Kakao. Di mana, hanya sekitar 24.000 Ha lahan kelaapa sawit.
“Artinya hanya 0,02 persen. Tapi petani kelapa sawit di Luwu Utara sangat solid, buktinya ditunjuk Kementerian Pertanian untuk diadakan pelatihan ini,” katanya.
Ia berharap agar Sawit di Luwu Utara harus menjadi percontohan nasional dan ramah lingkungan.
“Karena kelapa sawit merupakan komoditas global dan banyak ancaman dari negera penghasil minyak nabati. Namun ada beberap permasalahan kelapa sawit rakyat di bumi pertiwi,” ujarnya.
“Permasalahan pertama adalah legalitas lahan, kemudian perubahan iklim. Sehingga petani harus menyatu dengan perubahan iklim. Pupuk juga jadi masalah yang saat semakin mahal,” ujarnya menambahkan.
Untuk mewujudkan produktivitas yang optimal, kata dia, ada tiga kata kunci, SDM harus terampil dan kompeten, kelembagaan yang sehat dan mandiri, teknologi yang tepat dan ramah lingkungan.
“Pelatihan ini memberi pemahaman cara mengelola kelapa sawit, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Ke depan, peserta pelatihan bisa menerapkan teknik budidaya kelapa sawit berkelanjutan. Bisa menularkan ilmu pelatihan ini, dan ketiga bisa menumbuhkan kelembagaan kelapa sawit yang berbadan hukum,” ucapnya.
“Muda-mudahan di Luwu Utara ada SMK yang spesifik di kelapa sawit. Ada beasiswa yang bekerja sama BPDPKS dengan Pemkab Luwu Utara . Kita siap membantu pengembangan SDM dan pengelolaan kelapa sawit supaya lebih maju dan berkembang. Penguatan seperti seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar nantinya komoditas kelapa sawit bisa menjadi juara diantara komoditas lainnya,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani berharap dengan pelatihan tersebut para petani punya wawasan yang dapat dipraktekkan setelah kembali ke Luwu.
“Kami apresiasi dan berharap kegiatan tidak berharap sampai di sini. Namun banyak pelatihan-pelatihan lain yang perlu dilakukan,” katanya.
Selain itu, ia menyebut komitmen pemerintah Lutra untuk terus mendukung program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang dianggap cukup berhasil. Program ini diharapkan mampu mensejahterakan para petani sawit.
“Selama ini kami selalu mengawal program PSR yang telah berlangsung berapa tahun terakhir. Hasil evaluasi monev cukup bagus. Itu karena dari Pemda Lutra melakukan pendampingan,” jelasnya.
Selain itu, Bupati dua periode tersebut berharap yang masuk dalam asosiasi atau kelompok tani kelapa sawit adalah mereka yang betul-betul petani sawit. Olehnya itu dianggap perlu untuk melakukan identifikasi dan verifikasi dengan baik dan benar.
“Memastikan bahwa yang masuk kelompok yang memang petani sawit. Dibutuhkan indentifikasi dan verisikassi pemilik lahan, ini sangat penting,” sebutnya.
“Kami berkomitmen memberikan perlindungan karena mereka adalah tulang punggung kita. Diharapkan melalui asosiasi apa yang disuarakan akan lebih didengar,” katanya.
Kepala Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Sahron Helmi lebih menjelaskan, bagaimana perencanaan yang baik dalam pengelolaan kelapa sawit hingga bisa menjadi komoditas yang diperhitungkan.
“Pertama itu harus direncanakan dengan baik dan itu dimulai dari keluarga. Kalau tidak dari keluarga jangan harap akan meningkat produksi atau pendapatan (kelapa sawit). Jadi harus ada komunikasi yang baik antara keluarga. Kalau keluarga baik, maka perencanaan kelembagaan pasti akan lebih baik,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan SDM Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Eva Lizarni mengungkapkan, kegiatan pelatihan tersebut sudah berlangsung selama dua tahun
“Ini tahun kedua melaksanakan kegiatan ini kerjasama BPDPKS dengan kami. Alhamdulillah sudah menghasilkan rekomendasi 2.507 orang dari 9 kabupaten,” katanya.
Sejauh ini, berkat kerjasama BPDPKS dengan Kementerian Pertanian pada tahun 2021 pihaknya menyedikan sebanyak 600 beasiswa pendidikan dalam rangka menghasilkan bibit-bibit muda petani sawit,
“Tahun ini ada 1.000 orang mendapatkan beasiswa, saat ini sudah 7 orang yang lulus administrasi dari Luwu Utara. Nantinya kita akan lebih meningkatkan komunikasi lagi dengan pihak Pemkab Luwu Utara, agar lebih banyak lagi generiasi penerus komoditas pertanian kelapa sawit,” tandasnya.
WAJAHINDONESIA.CO.ID, MAKASSAR – Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit Pelatihan Penguatan Kelembagaan dan Pelatihan Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit digelar untuk petani kelapa sawit Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kegiatan pelatihan tersebut berlangsung sejak 29 Juli-7 Agustus 2022 di Hotel Best Western, Kota Makassar, Sulsel dengan menghadirkan sebanyak 210 petani sawit dari Luwu Utara.
Pelatihan ini diadakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, dan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara (Pemkab Lutra).
Direktur Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), Sri Gunawan dalam sambutannya mengatakan, di Indonesia ada banyak daerah penghasil pertanian kelapa sawit.
“Di Indonesia banyak kabupaten pengahasil kelapa sawit. Namun hanya Ada 18 kabupaten dan Kabupaten Luwu Utara mendapatkan pelatihan ini. Saya ucapkan terima kasih kepada Bupati Lutra yang hadir memberikan support kepada petani,” ungkapnya mengawali sambutan.
Ia menjelaskan, Indonesia merupakan tanah yang subur, apapun yang akan ditanam bisa tumbuh subur.
“Ironisnya, komoditas pertanian di Indonesia ini tidak ada satu komunitas yang menang dengan luar negeri kecuali kelapa sawit,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, Luwu Utara merupakan penghasil komoditas Kakao. Di mana, hanya sekitar 24.000 Ha lahan kelaapa sawit.
“Artinya hanya 0,02 persen. Tapi petani kelapa sawit di Luwu Utara sangat solid, buktinya ditunjuk Kementerian Pertanian untuk diadakan pelatihan ini,” katanya.
Ia berharap agar Sawit di Luwu Utara harus menjadi percontohan nasional dan ramah lingkungan.
“Karena kelapa sawit merupakan komoditas global dan banyak ancaman dari negera penghasil minyak nabati. Namun ada beberap permasalahan kelapa sawit rakyat di bumi pertiwi,” ujarnya.
“Permasalahan pertama adalah legalitas lahan, kemudian perubahan iklim. Sehingga petani harus menyatu dengan perubahan iklim. Pupuk juga jadi masalah yang saat semakin mahal,” ujarnya menambahkan.
Untuk mewujudkan produktivitas yang optimal, kata dia, ada tiga kata kunci, SDM harus terampil dan kompeten, kelembagaan yang sehat dan mandiri, teknologi yang tepat dan ramah lingkungan.
“Pelatihan ini memberi pemahaman cara mengelola kelapa sawit, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Ke depan, peserta pelatihan bisa menerapkan teknik budidaya kelapa sawit berkelanjutan. Bisa menularkan ilmu pelatihan ini, dan ketiga bisa menumbuhkan kelembagaan kelapa sawit yang berbadan hukum,” ucapnya.
“Muda-mudahan di Luwu Utara ada SMK yang spesifik di kelapa sawit. Ada beasiswa yang bekerja sama BPDPKS dengan Pemkab Luwu Utara . Kita siap membantu pengembangan SDM dan pengelolaan kelapa sawit supaya lebih maju dan berkembang. Penguatan seperti seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar nantinya komoditas kelapa sawit bisa menjadi juara diantara komoditas lainnya,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani berharap dengan pelatihan tersebut para petani punya wawasan yang dapat dipraktekkan setelah kembali ke Luwu.
“Kami apresiasi dan berharap kegiatan tidak berharap sampai di sini. Namun banyak pelatihan-pelatihan lain yang perlu dilakukan,” katanya.
Selain itu, ia menyebut komitmen pemerintah Lutra untuk terus mendukung program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang dianggap cukup berhasil. Program ini diharapkan mampu mensejahterakan para petani sawit.
“Selama ini kami selalu mengawal program PSR yang telah berlangsung berapa tahun terakhir. Hasil evaluasi monev cukup bagus. Itu karena dari Pemda Lutra melakukan pendampingan,” jelasnya.
Selain itu, Bupati dua periode tersebut berharap yang masuk dalam asosiasi atau kelompok tani kelapa sawit adalah mereka yang betul-betul petani sawit. Olehnya itu dianggap perlu untuk melakukan identifikasi dan verifikasi dengan baik dan benar.
“Memastikan bahwa yang masuk kelompok yang memang petani sawit. Dibutuhkan indentifikasi dan verisikassi pemilik lahan, ini sangat penting,” sebutnya.
“Kami berkomitmen memberikan perlindungan karena mereka adalah tulang punggung kita. Diharapkan melalui asosiasi apa yang disuarakan akan lebih didengar,” katanya.
Kepala Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Sahron Helmi lebih menjelaskan, bagaimana perencanaan yang baik dalam pengelolaan kelapa sawit hingga bisa menjadi komoditas yang diperhitungkan.
“Pertama itu harus direncanakan dengan baik dan itu dimulai dari keluarga. Kalau tidak dari keluarga jangan harap akan meningkat produksi atau pendapatan (kelapa sawit). Jadi harus ada komunikasi yang baik antara keluarga. Kalau keluarga baik, maka perencanaan kelembagaan pasti akan lebih baik,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan SDM Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Eva Lizarni mengungkapkan, kegiatan pelatihan tersebut sudah berlangsung selama dua tahun
“Ini tahun kedua melaksanakan kegiatan ini kerjasama BPDPKS dengan kami. Alhamdulillah sudah menghasilkan rekomendasi 2.507 orang dari 9 kabupaten,” katanya.
Sejauh ini, berkat kerjasama BPDPKS dengan Kementerian Pertanian pada tahun 2021 pihaknya menyedikan sebanyak 600 beasiswa pendidikan dalam rangka menghasilkan bibit-bibit muda petani sawit,
“Tahun ini ada 1.000 orang mendapatkan beasiswa, saat ini sudah 7 orang yang lulus administrasi dari Luwu Utara. Nantinya kita akan lebih meningkatkan komunikasi lagi dengan pihak Pemkab Luwu Utara, agar lebih banyak lagi generiasi penerus komoditas pertanian kelapa sawit,” tandasnya.
https://sawitindonesia.com/pelatihan-petani-sawit-di-kabupaten-luwu-timur-sinergi-tiga-lembaga-akpy-stiper-bpdpks-dan-ditjen-perkebunan/
Luwu Timur, SAWIT INDONESIA, Ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam pelatihan petani sawit yang diikuti oleh 90 petani kelapa sawit dari Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. “Pertama, memberikan pengertian dan pemahaman tentang cara budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan (Good Management Practices). Kedua, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kemandirian, manajerial dan kewirausahaan yang berdaya saing perkebunan kelapa sawit berkelanjutan,” ujarDirektur APKY-Stiper, Dr. Sri Gunawan, MP, IPU saat memberikan sambutan di pelatihan petani sawit pada Senin (18 Juli 2022).
Dijelaskan Sri Gunawan, kegiatan pelatihan memiliki target atau sasaran pekebun, keluarga pekebun, penyuluh, tenaga pendamping, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di sektor kelapa sawit dan masyarakat sekitar kebun.
“Harapannya, melalui pelatihan petani kelapa sawit dengan materi teknis budidaya tanaman kelapa sawit dan penguatan kelembagaan (koperasi), para peserta bisa menyampaikan materi yang telah didapat selama pelatihan kepada petani, saudara dan tetangga, penyuluh swadaya, pengurus koperasi, dan pada petani kelapa sawit dari kelompok lainnya. Serta mampu menerapkan teknis budidaya tanaman kelapa sawit di kebunnya masing-masing dan menjadi agen perubahan. Sehingga kebun yang dikelola menjadi lebih baik dari sisi produktivitas dan kelembagaan (koperasi) yang sehat dan mandiri,” jelasnya.
Dari informasi yang didapat redaksi SawitIndonesia.com, ada faktor-faktor yang mendasari program pelatihan petani sawit diadakan yaitu permasalahan Kelapa sawit rakyatyang kerap dihadapimulai dari legalitas lahan, perubahan iklim, pembibitan, pemeliharaan hingga panen. Minimnya penerapan teknologi tepat guna di perkebunan kelapa sawit rakyat, sehingga menjadi tantangan tak kalah penting wajib dijawab oleh generasi mudapetani kelapa sawitrakyat.
“Untuk itu, diperlukanintensifikasi di perkebunan kelapa sawit rakyat dan harus beradaptasi dengan perubahan alam. Untuk mewujudkan intensifikasi memerlukan pemahaman teknis budidaya tanaman kelapa sawit dan penguatan kelembagaanyang memadai. Sehingga sektor kelapa sawit terutama perkebunan kelapa sawit yang dikelola petani sawit rakyat bisa berkelanjutan, terutama bagi petani sawit yang berada di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan,” kata Direktur AKPY-Stiper.
Maka, ia melanjutkan efisiensi biaya yang berkaitan dengan intensifikasi perkebunan menjadi suatu keharusan. “Sehingga membutuhkan sumberdaya manusia yang terampil dan kompeten, kelembagaan yang sehat dan mandiri dan penggunaan teknologi yang tepat guna dan ramahlingkungan. Itu menjadi kata kuncinya,” imbuh Sri Gunawan.
Sebagai informasi, pelatihan petani sawit yang tak lain untuk meningkatkan kapasitas petani sawit yang diikuti peserta dari berbagai kabupaten penghasil kelapa sawit.Adalah kolaborasi dari tiga lembaga yakni AKPY-Stiper, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Ditjen Perkebunan – Kementerian Pertanian.
Secara teknis, program pelatihan petani sawit dibagi menjadi 3 kelas/kelompok yaitu 2 kelas materi teknis budidaya tanaman kelapa sawit dengan kapasitas 66 peserta dan 1 materi penguatan kelembagaan dengan kapasitas 24 peserta. Kegiatan pelatihan dilaksanakan di salah satu hotel di Kabupaten Luwu Timur, selama 10 hari (14 – 23 Juli 2022), menghadirkan berbagai pemateri yang mumpuni dibidangnya, diantaranya dari AKPY-Stiper, Badan Pelatihan Pertanian Jambi, PTPN 14. Secara resmi pelatihan dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kabupaten Luwu Timur, Amrullah.
Menariknya, dalam pelatihan yang dilaksanakan AKPY-Stiper ditambahkan sesi ice breaking, dengan berbagai permainan (game)yang bertujuan untuk penyegaran bagi peserta. Khusus untuk sesi ini dihadirkan motivator profesional. Yang dilakukan di sela-sela pemberian materi sehingga peserta tidak jenuh dan cenderung fun dalam mengikuti sepanjang sesi materi, yang disampaikan dengan berbagai metode diantaranya ceramah, tanya jawab dan diskusi
PERPANJANGAN PENDAFTARAN SELEKSI NASIONAL BEASISWA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Pendaftaran dan Finalisasi Data Seleksi Nasional Beasiswa Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 2022 diperpanjang sampai dengan tanggal 22 Juli 2022 Pukul 23.59 WIB
Persyaratan dan pendaftaran dapat diakses melalui Website https://www.beasiswasdmsawit.id/
Atau menghubungi Panitia Seleksi Nasional Beasiswa Perkebunan Kelapa Sawit:
Wa.me/6282112646005 (Pada Jam kerja, Senin-Jum'at Pukul 08.00 s/d 16.00 WIB)
wa.me/6287873476434 (Pada Jam kerja, Senin-Jum'at Pukul 08.00 s/d 16.00 WIB)
wa.me/6282122125605 (24 Jam)
SELEKSI NASIONAL BEASISWA SDM PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TAHUN 2022
Ditjen Perkebunan bersama BPDPKS mengundang:
- Pekebun;
- Keluarga Pekebun;
- Pekerja Perkebunan Kelapa Sawit;
- Keluarga Pekerja Perkebunan Kelapa Sawit
- ASN/PPPK yang bertugas dalam bidang perkelapa sawitan
- Pengurus/anggota koperasi atau organisasi yang bergerak dalam bidang perkelapa sawitan,
untuk mengikuti Seleksi Nasional Beasiswa SDM Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 2022.
Dengan jenjang pendidikan Vokasi (D1, D2, D3 dan D4) serta Akademik (S1). Persyaratan dan jalur pendaftaran dapat diakses secara ONLINE melalui:
http://beasiswasdmsawit.id
Waktu Pendaftaran: 15 Juni s/d 19 Juli 2022
Waktu Finalisasi Pendaftaran: 15 Juni s/d 22 Juli 2022
Untuk Informasi lebih lanjut, silakan hubungi Pusat Informasi Seleksi Nasional Beasiswa Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 2022, pada nomor:
Wa.me/6287873476434
Wa.me/6282112646005
Jangan lewatkan kesempatan berharga ini, untuk meningkatkan SDM Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia 🇲🇨🇲🇨
Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta mempersembahkan Kompetisi Inovasi Kreativitas Vokasi Tingkat Nasional dengan tema Sawit Nothing To Lost , Zero Waste , Millions Beneficial
Merupakan kompetisi inovasi tingkat mahasiswa dengan tema :
1. Ilmu Pertanian dan Perkebunan
2. Teknologi dalam Ilmu Tanaman
3. Ilmu Sosiologi Perkebunan / Tanaman
4. Ilmu Manajemen Perkebunan
Tanggal-tanggal penting :
1. Pendaftaran dan Pengumpulan Proposal 21 Januari 2022 - 1 Maret 2022
2. Seleksi Proposal Tahap I 2 - 3 Maret 2022
3. Pengumuman Proposal Lolos ke Tahap II 14 Maret 2022
4. Penelitian dan Penyusunan Karya Ilmiah 15 Maret - 31 Mei 2022
5. Screening dan Pengumpulan Hasil Penelitian 1 - 5 Juni 2022
6. Final 8 Juni 2022
Info lebih lanjut dapat menghubungi panitia :
Yuan Patrisia 087784308025
Kholis Na'imah 085745800856
Patrisia Lisda 081392796907
Fitria 087736205244
Link Pendaftaran
Https://bit.ly/RegisLIKTNMotivasi2022
Panduan
Https://bit.ly/PanduanMotivasi2022
Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY-STIPER) membuka kesempatan berkarir bagi Tenaga Profesional sebagai Tenaga Pengajar (Dosen) dan Karyawan dengan kualifikasi sebagai berikut
Berkas lamaran paling lambat diterima pada 20 Januari 2022 melalui email : admin@akpy-stiper.ac.id atau melalui Pos dengan alamat : AKPY-STIPER, Jl. Petung No. 2 Papringan, Catur Tunggal, Depok, Sleman, DIY 55281
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi CP AKPY melaui WA / SMS / Telpon 0822 4411 1225
Tahun akademik 2021/2022 Akademi Komunitas perkebunan yogyakarta dipercaya untuk menyelenggarakan 2 program beasiswa diantaranya; Program beasiswa SDM perkebunan kelapa sawit dan beasiswa KIP kuliah.
Direktorat Jenderal Perkebunan dengan dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengundang pekebun kelapa sawit, keluarga pekebun kelapa sawit dan ASN/TKP3/PLP-TKP3 yang bertugas di bidang kelapa sawit untuk mengikuti seleksi nasional Beasiswa Pendidikan Tinggi Vokasi Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 2021.
Jadwal Pendaftaran dan Seleksi
Sosialisasi Beasiswa
26 Juli - 19 Agustus 2021
Pendaftaran
29 Juli - 19 Agustus 2021
Finalisasi Data dan Perbaikan Data
29 Juli - 21 Agustus 2021
Tes Seleksi (Online)
24 Agustus - 3 September 2021
Pengumuman
25 September 2021
Kuliah Perdana
Oktober 2021
Daftar disini: beasiswa sdm sawit
Fasilitas Program Beasiswa SDM Kelapa Sawit
PROGRAM KARTU INDONESIA PINTAR KULIAH (KIP KULIAH) adalah salah satu upaya membantu asa para siswa yang memiliki keterbatasan ekonomi tetapi berprestasi untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi. Penerima KIP Kuliah adalah siswa SMA, SMK atau sederajat lulusan tahun 2019, 2020 dan 2021 yang belum menjadi mahasiswa.
Persyaratan untuk Mendaftar Program KIP Kuliah Tahun 2021
Prosedur Pendaftaran Program KIP Kuliah 2021
Jadwal Program KIP Kuliah 2021
Berkas Pendaftaran Program KIP Kuliah 2021
Fasilitas Program KIP Kuliah 2021
Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta, Papringan, 2021.
Bersamaan dengan berakhirnya Learning Factory di Kebun Pendidikan dan Penelitian Ungaran pada 24 April 2021 kabar membanggakan hadir dari mahasiswa AKPY yang mengikuti kompetisi Agile (AKIA Global Invention Leaders Award) 2021 yang diselenggarakan oleh Yayasan Aku Indonesia. Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta diwakili 2 tim yang lolos di Grand Final dengan judul inovasi :
Inovasi yang disampaikan tim dari Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta berhasil meraih Silver Medal dan Bronze Medal pada Awarding Ceremony yang dilakukan pada 24 April 2021. Silver Medal diraih oleh tim yang terdiri dari Asmaul Habib Hasibuan, M. Taufik Ardika Prihatin, Wawan Bayu Prasetio, Nur Anum Kawunganten dan Jesica Silitonga dengan judul Palm Wound Medicine. Sementara inovasi dengan judul Pengukuran Diameter Batang Tanaman Jambu menggunakan Mobile Mapping Tanpa Awak mendapatkan Bronze Medal dengan anggota tim Fahmi Arizal, Sindi Arinda dan Kori Sefianto.
Prestasi membanggakan ini memberikan angin segar bagi AKPY yang dapat membuktikan bahwa mahasiswa vokasi juga dapat berkontribusi dalam inovasi di bidang perkebunan kelapa sawit dengan pemanfaatan hasil dan rekayasa alat untuk menunjang pekerjaan di kebun kelapa sawit. Prestasi ini akan memberikan stimulus bagi mahasiswa AKPY lainnya untuk turut berprestasi. Pada bulan mei ini ada kompetisi internal di AKPY mengenai penelitian dan inovasi oleh mahasiswa AKPY, diharapkan hasil yang didapatkan nantinya juga sama inovatif dan menarik seperti yang sudah ditorehkan 2 tim di Agile 2021 oleh AKIA.
Ungaran, 24 April 2021
Learning Factory Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta telah resmi berakhir pada 24 April 2021 dengan pelaksanaan posttest mahasiswa sebagai bentuk evaluasi pelaksaan kegiatan Learning Factory. Selama 5 kloter keberangkatan sejak bulan Februari, sebanyak 10 kelas mahasiswa beasiswa BPDPKS telah menjalani Learning Factory sebagai bentuk pembelajaran praktik luar kelas teknis budidaya kelapa sawit.
Mahasiswa menjalani beberapa kegiatan terkait teknis budidaya kelapa sawit, diantaranya :
Mahasiswa melaksanakan Learning Factory selama 2 pekan di Kebun Pendidikan dan Penelitian Ungaran. Sebelum memulai kegiatan praktik Learning Factory, mahasiswa AKPY terlebih dahulu mengikuti kegiatan pretest untuk mengukur sejauh mana pengetahuan mahasiswa yang terbagi dalam kompetensi persiapan lahan, perawatan TBM, perawatan TM dan manajemen panen. Urutan kegiatan yang dilaksanakan sehari-hari mengikuti budaya kebun yang ada di Perusahaan Kelapa Sawit. Mahasiswa mengawali hari dengan apel pagi pada pukul 05.00 untuk menggugah semangat hari itu. Kemudian dilanjutkan lingkaran pagi pada pukul 05.30 untuk koordinasi kerja sehari lalu lanjut untuk sarapan dan menuju ke lahan sesuai dengan agenda yang sudah dijadwalkan.
Mahasiswa berada di lapangan sejak pukul 06.30 hingga pukul 11.00 sebelum kembali ke pondokan untuk istirahat dan makan siang. Sesi siang digunakan mahasiswa untuk mengerjakan laporan pekerjaan dan membahas pekerjaan yang sudah dilakukan dari pukul 13.00 hingga 16.00. Sesi malam dilaksanakan pada pukul 19.30 hingga 21.30 untuk mempersiapkan materi kerja hari berikutnya.
Pelaksanaan Learning Factory sejak bulan Februari telah dilaksanakan oleh keseluruhan mahasiswa AKPY dengan lancar. Pelaksanaan post test menutup rangkaian agenda Learning Factory dan membawa kembali mahasiswa AKPY untuk kembali ke Yogyakarta untuk melanjutkan materi kuliah di kampus.
Pelaksanaan wisuda Program Beasiswa Pendidikan Diploma I Ahli Pratama ke-2 telah selesai dilaksanakan pada tanggal 02 November 2020 yang terdiri dari 298 wisudawan. Pelaksanaan wisuda dilaksanakan di AULA Kampus Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta. Dimana dalam prosesi wisuda tersebut dilaksanakan oleh Direktur AKPY-Stiper Yogyakarta, Wakil Direktur AKPY-Stiper Yogyakarta, Ketua Program Studi Pembibitan Kelapa Sawit dan Ketua Program Studi Pemeliharaan Kelapa Sawit.
Pelaksanaan wisuda dilaksanakan secara daring atau online. Turut hadir dalam prosesi wisuda Ketua Yayasan Pendidikan Kader Perkebunan Yogyakarta Ir. Sri Hartadi dan Dosen AKPY-STIPER, Bergabung juga secara daring Sekretaris LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta, Ketua Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, mitra strategi AKPY-Stiper Yogyakarta (PT. BGA, PT. Best Agro Internasional PT. FR, PT. MSAL), Apkasindo, dan BNI.
Pelaksanaan wisuda secara daring karena masih dalam kondisi pandemi sehingga banyak pembatasan yang dilakukan. Sebagian besar mahasiswa megnikuti kegiatan wisuda secara daring dari lokasinya masing-masing. Mahasiswa yang sudah diterima bekerja di mitra strategi AKPY-Stiper mengikuti wisuda dari lokasi PT penempatan bersamaan dengan training untuk karyawan yang baru diterima. Sebanyak 6 mahasiswa yang sudah berada di Yogyakarta mengikuti wisuda secara luring di Aula Kampus AKPY-Stiper.
Empat wisudawan atas nama : Syafiq Fadhlika asal Sumatera Utara dengan IPK 4,00; Hesron Julio Frans Owen Simanuhuk asal Bengkulu dengan IPK 3,89; Dimas Nurmasyah asal Riau dengan IPK 3,89; Natanael Tampubolon asal Riau dengan IPK 3,89 menjadi wisudawan terbaik. Wisudawan atas nama Hesron Julio Frans Owen Simanuhuk telah terserap kerja di FR Group Kalimantan Barat dan Dimas Nurmansyah telah terserap ke Tim Riset BPDPKS untuk melaksanakan penelitian.
Jumlah wisudawan sebanyak 298 terdiri dari 238 laki-laki dan 60 perempuan yang berasal dari 21 provinsi di seluruh Indonesia. Keseluruhan wisudawan 100% lulus kompetensi mandor dengan 13 skema. Wisudawan yang sudah diterima bekerja di Industri Kelapa Sawit sebanyak 150 wisudawan dengan rincian 47 wisudawan di PT. BGA, 51 wisudawan di FR Grup Kalimantan Barat dan 10 wisudawan PT. Best Agro, 26 wisudawan mengelola kebun sendiri, 4 wisudawan bergabung ke dalam Program PSR, 3 wisudawan di PT AAL, BDK, MSAL, juga ada 9 wisudawan yang melanjutkan ke jenjang S1 di berbagai universitas.
Learning Factory merupakan model pembelajaran yang dimodifikasi oleh Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta untuk beradaptasi dengan kondisi pandemic covid-19 di Tahun Ajaran 2020 – 2021. Peserta Learning Factory ini merupakan mahasiswa Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta Angkatan V Tahun Ajaran 2020 – 2021. Pelaksanaan Learning Factory ini dilaksanakan di KP2 Ungaran yang memiliki fasilitas lengkap dalam budidaya tanaman kelapa sawit. Praktik yang dilakukan mencakup pelaksanaan persiapan lahan hingga pelaksanaan panen.
Learning Factory ini dilaksanakan dua pekan di KP2 Ungaran bergiliran per 2 kelas untuk masing-masing kloter mulai 1 Februari 2021. Selama dua pekan di KP2 Ungaran mahasiswa Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta menjalani praktik kegiatan layaknya di perkebunan kelapa sawit. Mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan lingkaran pagi sebagai persiapan praktik kerja di lapangan. Sebelumnya mahasiswa harus bangun lebih awal untuk melaksanakan apel pagi seperti yang dilaksanakan rutin di kampus Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta. Setelah selesai lingkaran pagi, mahasiswa melanjutkan untuk sarapan baru kemudian menuju lokasi praktik hari itu. Pelaksanaan Learning Factory ini sebagai bentuk pembelajaran untuk sekolah vokasi yang harus berjalan beririgan dengan praktik untuk memberikan pengalaman melaksanakan praktik budidaya perkebunan kelapa sawit.
Sepuluh kelas yang ada di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta dikelompokkan menjadi 5 kloter yang diberangkatkan ke KP2 Ungaran bergantian. Masing-masing kloter berkegiatan di KP2 Ungaran selama 2 pekan. Mahasiswa mempraktikkan kegiatan budidaya kelapa sawit sejak persiapan lahan hingga panen.
persiapan lahan dilakukan dengan merapikan area yang sudah ditanami kelapa sawit pada bulan Oktober – November ketika pelaksanaan orientasi mahasiswa baru. Area tersebut dirapikan dengan membuat teras tapak kuda dan rorak di tanaman kelapa sawit yang berada di area berbukit. Selanjutnya adalah membuat jalan kontur untuk mempermudah akses ke area tanaman kelapa sawit.
Pada kegiatan pembibitan mahasiswa diberikan teknis mengenai penyiapan lahan pembibitan, perawatan bibit hingga pindah tanam bibit ke areal kebun kelapa sawit. Kemudian dilanjutkan praktik perawatan baik tanaman belum menghasilkan maupun tanaman menghasilkan dan diakhiri dengan kegiatan panen yang didalamnya termasuk survey pokok dan survey produksi.
Selain diberikan praktik, mahasiswa juga diberikan sesi kelas untuk membahas kegiatan yang sudah dilakukan. Mahasiswa diarahkan untuk menghitung prestasi kerja yang sudah dilakukan dengan pengisian BKM sebagai bentuk pelaporan hasil kerja. Rekap pekerjaa juga dilakukan di akhir agenda ini untuk merangkum keseluruhan kegiatan yang dilakukan. Sebelum mahasiswa praktik di pagi hari, pada malam sebelumnya mahasiswa diberikan sesi materi malam untuk menyiapkan agenda hari berikutnya. Hal ini dilakukan agar mahasiswa memiliki kesiapan dalam pelaksanaan praktik lapangan.
Yogjakarta—Beasiswa Sawit Indonesia merupakan salah satu bentuk program pendanaan untuk pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Program ini merupakan bagian dari Pengembangan SDM Kelapa Sawit sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit dan perubahannya melalui Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2018.
Program Pendidikan Beasiswa Sawit Indonesia ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, daya saing dan kemampuan teknis serta manajerial dan kewirausahaan guna mendukung peningkat produktivitas dan keberlanjutan perkebunan kelapa sawit Indonesia.
Program beasiswa yang didukung oleh BPDPKS ini telah berlangsung sejak 2016 dimana total jumlah mahasiswa sampai tahun 2019 adalah untuk beasiswa D1 sebanyak 1200 mahasiswa,beasiswa D3 sebanyak 630 mahasiswa, beasiswa D4 sebanyak 120 mahasiswa. Salah satu syarat utama dari program beasiswa BPDPKS ini adalah putra-putri pekebun/buruh sawit.
Dalam pelaksanaan program beasiswa tahun 2020, BPDPKS telah menetapkan 6 Lembaga Pendidikan sebagai penyelenggara Beasiswa Kelapa Sawit Tahun 2020 yaitu AKPY Yogjakarta, Politeknik LPP Yogjakarta, Politeknik CWE Bekasi, ITSB Bekasi, Politeknik Kampar dan STIPAP Medan. Untuk pelaksanaan seleksi mahasiswa, Lembaga Penyelenggara Beasiswa Kelapa Sawit Tahun 2020 tersebut telah sepakat menunjuk ALPENSI sebagai Lembaga yang ditugaskan BPDPKS untuk menyelenggarakan pelaksanaan Seleksi Nasional Beasiswa Sawit Indonesia (SNBSI) BPDPKS untuk menyeleksi mahasiswa yang akan masuk ke masing-masing Lembaga Pendidikan.
ALPENSI adalah Asosiasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Sawit Indonesia, yang terdiri dari Lembaga-lembaga Pendidikan dan Pelatihan di bidang perkebunan khususnya kelapa sawit. Untuk memperlancar proses SNBSI 2020, khususnya di masa pandemic covid-19, ALPENSI menyiapkan perangkat recruitment secara online sejak 22 Juni sampai 7 September 2020, mulai dari sosialisasi, pendaftaran sampai dengan seleksi/test dan wawancara dan pengumuman. Untuk menjangkau wilayah terpencil maka ALPENSI melakukan sosialisasi melalui baliho, media cetak, media elektronik/Televisi/Radio serta media sosial dan surat kepada asosiasi terkait serta Pemerintah Daerah yang terkait dengan sawit.
Pada SNBSI Tahun 2020 ini terdapat 3.387 peserta yang memasukkan berkas secara online, lebih tinggi dari target awal BPDPKS sekitar 2.000 peserta. Sebaran asal calon peserta di dominasi dari wilayah Sumatera Utara 25% dan Riau 25%, sedangkan sebaran lainnya adalah Sumatera Selatan 9%, Jambi 8%, Sumatera Barat 5% dan Aceh 5%, Bengkulu 4% Kalimantan Barat 4%, Lampung 3%, Sulawesi 3%, Kepulauan Bangka Belitung 2%, Kalimantan Tengah 2%, Kalimantan Timur 2% dan 3% lainnya tersebar dari beberapa wilayah Indonesia seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, DKI Jakarta, Papua dan Papua Barat, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Riau dan Banten.
Dalam pelaksanaan SNBSI 2020 yang dilakukan secara daring/online ini, juga diberikan bantuan pulsa atau paket data internet yang cukup untuk para calon peserta yang lulus administrasi untuk melaksanakan tes seleksi dan wawancara secara on-line.
Materi tes online telah disusun secara proposional antara Tes Pengetahuan Akademik (TPA), Tes Pengetahuan Sawit (TPS) dan Tes Psikologi. Kriteria penilaian kelulusan peserta juga sudah disepakati para pihak dengan mempertimbangkan pilihan peserta akan program studi, capaian hasil tes dan wawancara on-line, kearifan lokal dan keterwakilan dari wilayah-wilayah penghasil kelapa sawit di Indonesia.
Berdasarkan Kuota pendanaan pendidikan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit untuk tahun 2020 yang telah disepakati dengan Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian jumlah peserta penerima beasiswa adalah sebesar 655 orang, dengan alokasi beasiswa D1 sebanyak 250 mahasiswa, beasiswa D3 sebanyak 290 mahasiswa, dan beasiswa D4 sebanyak 115 mahasiswa.
Setelah melalui rangkaian penyeleksian yang telah dilakukan lembaga penyelenggara pendidikan di bawah koordinasi ALPENSI, telah sepakat mengumumkan hasil SNBSI 2020- BPDPKS pada tanggal 7 September 2020, melalui website www.alpensi.ac.id. Peserta yang lulus selanjutnya bisa daftar ulang di Perguruan Tinggi yang menerima untuk kemudian akan segera ditetapkan sebagai mahasiswa penerima beasiswa BPDPKS melalui Surat Keputusan Direktur Utama BPDPKS.
Pemilihan ketua komisaris tingkat sudah dilaksanakan pada 8 Februari 2020 dengan hasil M. Ali Akbar sebagai ketua komisaris tingkat angkatan 2019/2020. Kemudian untuk menunjang program kerja serta memfasilitasi mahasiswa dibentuk struktur kepengurusan yang terdiri dari beberapa divisi sebagai berikut :
Ketua
M. Ali Akbar
Wakil
Dedi Setiawan
Sekretaris
1. Della Kartika
2. Jefri Maulana
Bendahara
1. Satrio Rama Wijaya
2. Evis Elama Putri
Divisi Humas
1. Robi Alwi (Ketua)
2. M. Reiza
3. Fitri Carolina
Divisi Kesehatan
1. Apri Yulianto (Ketua)
2. Resty Fadillah Yolanda
3. Sindi Mawaddah
Divisi Olahraga
1. Lukman Hakim (Ketua)
2. M. Lukman
Divisi Keagamaan
1. Syafiq Fadhlika (Ketua)
2. Dani Iqbal
3. Intan Permata Sari
4. Jackson Pakpahan
Divisi Dokumentasi
1. Viki Arifian Saputra (Ketua)
2. Rahmat Taqiyudin
Pemilihan ketua komisaris tingkat sudah dilaksanakan pada 8 Februari 2020 dengan hasil M. Ali Akbar sebagai ketua komisaris tingkat angkatan 2019/2020. Kemudian untuk menunjang program kerja serta memfasilitasi mahasiswa dibentuk struktur kepengurusan yang terdiri dari beberapa divisi sebagai berikut :
Ketua
M. Ali Akbar
Wakil
Dedi Setiawan
Sekretaris
1. Della Kartika
2. Jefri Maulana
Bendahara
1. Satrio Rama Wijaya
2. Evis Elama Putri
Divisi Humas
1. Robi Alwi (Ketua)
2. M. Reiza
3. Fitri Carolina
Divisi Kesehatan
1. Apri Yulianto (Ketua)
2. Resty Fadillah Yolanda
3. Sindi Mawaddah
Divisi Olahraga
1. Lukman Hakim (Ketua)
2. M. Lukman
Divisi Keagamaan
1. Syafiq Fadhlika (Ketua)
2. Dani Iqbal
3. Intan Permata Sari
4. Jackson Pakpahan
Divisi Dokumentasi
1. Viki Arifian Saputra (Ketua)
2. Rahmat Taqiyudin
Setelah melalui proses seleksi tertulis dan wawancara pada 4 dan 5 Februari 2020, maka terpilih 60 mahasiswa penerima beasiswa dari PT. Dharma Satya Nusantara untuk menjalani perkuliahan dan pelatihan operator mill di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta. Selain seleksi di Yogyakarta yang bertempat di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta, turut dilaksanakan seleksi di Balai Latihan Kerja Singosari Malang.
Mahasiswa penerima beasiswa Diploma 1 Operator Mill mulai berkumpul di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta pada tanggal 15 Februari 2020. Mahasiswa penerima beasiswa sementara menempati ruangan kampus untuk menginap sebelum dialokasikan ke rumas kos masing-masing. Kegiatan pembukaan kuliah dilaksanakan pada Senin 17 Februari 2020 di Ruang C.214 dengan diberikan arahan mengenai perkuliahan serta arahan dari PT. Dharma Satya Nusantara. Secara simbolis diberikan baju seragam sebagai bentuk dimulainya perkuliahan di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta. Pembukaan kuliah dipimpin oleh Direktur Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta, Ir. Sri Gunawan, M.P.
Pembukaan kuliah ini bertujuan untuk memberikan orientasi pada mahasiswa baru penerima beasiswa diploma 1 operator mill sehingga siap dengan materi perkuliahan serta kesiapan untuk mengikuti pelatihan di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta.
Mahasiswa kemudian diarahkan untuk melanjutkan agenda Bintalfisdis dengan acara yang dipandu oleh Mahasiswa Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta untuk mengenalkan lingkungan kampus. Setelah itu mahasiswa dikirim ke Paskhas untuk melanjutkan pembinaan fisik, mental serta kedisiplinan pada tanggal 19 hingga 22 Februari 2020.
Pelaksanaan Pembukaan Kuliah Mahasiswa Baru Angkatan 4 Program Beasiswa Pendidikan Diploma I dilaksanakan hari Kamis tanggal 10 Oktober 2019 yang terdiri dari 300 mahasiswa baru.
Pelaksanaan Pembukaan Kuliah dilaksanakan di Grha INSTIPER Yogyakarta. Kuliah umum dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi mengenai kelapa sawit bagi mahasiswa baru.
Mahasiswa baru Program Beasiswa Pendidikan Diploma I angkatan ke 4 sejumlah 300 mahasiswa dengan rincian 140 putra dan 60 putri yang keseluruhan berasal dari 24 provinsi di Indonesia. Nara sumber dalam pembukaan kuliah adalah Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Ir. Musdhalifah Machmud, MT dengan tema “Pembangunan Sawit Berkelanjutan melalui Program Pendidikan Vokasi Taruna Andalan Sawit”. Dalam kuliah umum tersebut disampaikan mengenai peranan kelapa sawit terhadap pembangunan nasional, tantangan kelapa sawit, kebijakan pemerintah serta arahan pengembangan ke depan kelapa sawit Indonesia.
Pelaksanaan Kuliah Umum dihadiri oleh mitra strategi Instiper (PT. BGA, PT. Best Agro Internasional, PT. Corindo, PT. AAL, PT. Karyamas, PT. FR, PT. TAP, PT. Fangiono Agri Plantation, PT. CBI, PT. MSAL), Badan Pengelola dana Perkebunan Kelasa Sawit (BPDP-KS), Apkasindo, Aspekpir, BNI, BRI dan BPD Daerah Istimewa Yogyakarta.